spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

242 Guru PAUD Ikuti Pendampingan Perencanaan Berbasis Data

BONTANG – Sebanyak 242 kepala dan bendahara Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Kota Bontang mengikuti pendampingan Perencanaan Berbasis Data (PBD) PAUD di Auditorium Taman 3 Dimensi, Selasa (27/9/2022). Wakil Wali Kota Bontang Najirah bersama Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Bambang Cipto Mulyo menghadiri acara tersebut.

“Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong kepala sekolah dan bendahara PAUD untuk mengimplementasikan perencanaan berbasis data di PAUD masing-masing,” ucap Bambang Cipto dalam laporannya, Selasa (27/9/22) pagi.

Ia juga mengatakan pendampingan tersebut untuk membangun sinergi antar guru dan organisasi PAUD serta membangun pendidikan PAUD yang berkualitas dan hebat di Kota Bontang.

Sementara, Najirah dalam sambutannya membeberkan pentingnya mensinergikan seluruh PAUD dan terus membaharui keterampilan untuk mengantarkan anak-anak Bontang menjadi anak yang hebat.

“Tiga hal yang digaungkan oleh pemerintah pusat adalah sekolah penggerak, guru penggerak dan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka ialah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi,” jelas Najirah.

Baca Juga:  Kebakaran di Prakla Hanguskan Satu Rumah

Diketahui, Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).

Sedangkan, Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang menerapkan merdeka belajar dan menggerakkan seluruh ekosistem pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang berpusat pada murid. Guru Penggerak menggerakkan organisasi belajar bagi guru di sekolah dan di wilayahnya serta mengembangkan program kepemimpinan murid untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Untuk menjadi Guru Penggerak, Guru harus mengikuti proses seleksi dan pendidikan Guru Penggerak selama 9 bulan.

Mengakhiri sambutannya Najirah berpesan agar para guru dapat mengikuti pelatihan tersebut dengan baik. “Saya harap setiap ilmu yang didapatkan dapat diimplementasikan di sekolah para guru masing-masing,” pungkasnya. (kmf/lusy)

Most Popular