spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

5 Dosen Unijaya Tuntut Hak Belum Terbayarkan

BONTANG – Para dosen di Universitas Trunajaya (Unijaya) menuntut hak-hak mereka yang belum tertunaikan, pasca penutupan kampus tersebut.

Mereka menuntut, walaupun kampus telah ditutup oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia beberapa waktu lalu, tetapi pihaknya tetap ingin meminta haknya ke yayasan atau kampus untuk segera diselesaikan.

Terdapat lima dosen yang menuntut haknya, seperti Bilher Hutahaean, Raidon Hutahaean, Martopan Abdullah, Bachnur Effendi, serta Rosianton Herlambang. Saat ini pun kelima dosen tersebut tengah melakukan proses pengajuan kasasi ke Mahkamah Agung (MA).

Terlebih lagi dari kelima dosen tersebut, mereka tetap selalu optimis jika nantinya bisa kembali mendapatkan hak-haknya yang selama ini belum terbayarkan.

“Kami sudah menerima surat pemberitahuan pendaftaran berkas perkara ke MA, oleh PHI per tanggal 8 Februari kemarin. Selanjutnya, kami tinggal menunggu saja nomor registrasi yang dikeluarkan MA,” jelasnya.

Perlu diketahui, kelima dosen tersebut telah menunjuk Dortaty Simanjuntak sebagai kuasa hukum mereka, untuk dapat menyelesaikan permasalahan ini.

Dortaty menyampaikan, kasasi ini dilakukan sebagai tindak lanjut lantaran hasil putusan Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) di Pengadilan Negeri Samarinda beberapa waktu lalu, yang menyatakan tidak memiliki kewenangan untuk mengadili perkara tersebut.

Baca Juga:  Harsono Terpilih Jadi Ketua Ika Pakarti Bontang Gantikan Dasuki

Kesempatan yang sama Bilher, sebagai mantan Rektor Unijaya turut menyampaikan jika adanya rasa prihatinnya, atas ditutupkan kampus Unijaya, dimana kampus tersebut adalah tempatnya mereka mengajar.

Selain itu, Bilher juga mengatakan, yang paling menjadi korban atas penutupan kampus ini adalah para dosen dan mahasiswa.

Dimana dosen yang sudah mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun lamanya, mau tidak mau harus kehilangan pekerjaannya. Serta ditambah lagi, sebagian besar hak mereka belum juga dibayarkan.

“Selain kami para dosen, mahasiswa juga turut berimbas dampaknya yang pasti. Kasihan mereka sudah berjuang agar bisa mendapatkan ijazah, tapi terpaksa harus terhenti akibat kampusnya sudah ditutup,” tutupnya.

Penulis: Dwi S
Editor: Yusva Alam

Most Popular