spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kisah Pandi Boiran, Pernah Ingin Masuk PS Pupuk Kaltim Galatama, Sukses Besarkan Bisnis Jasa Pengiriman

BONTANG – Kegemarannya pada sepakbola mengantarkannya ke tanah Kalimantan. Nama besar PS Pupuk Kaltim Galatama, klub sepakbola pertama di Kota Taman, sebutan Kota Bontang menjadi tujuan utamanya kala itu.

Namun sayang, jodoh belum berpihak padanya. Keinginannya masuk pada skuad yang pernah berjaya di era Liga Indonesia 1 Dunhill musim 1994/1995 dengan menjadi semi finalis dan finalis Liga Indonesia musim 1999/2000 ini belum terwujud.

“Dulu saya ngefans banget sama tim sepak bola PS Pupuk Kaltim Galatama,” beber Pandi Boiran mengisahkan awal perjalanan hidupnya merantau ke Bontang.

Teman-teman dan orang sekitarnya, sangat mendukung dirinya untuk bergabung dengan klub sepak bola yang sedang naik daun di Bontang kala itu.

Tak ayal, setelah bertekad kuat, Agustus 1991 Pandi memutuskan bertolak ke Bontang bersama kerabat, untuk mengadu nasib masuk ke dalam PS Pupuk Kaltim Galatama.

“Saya hanya pegang uang sangu (bekal) Rp 100 ribu di kantong, bersama teman saya berangkat menuju Kalimantan,” ungkapnya.

Sayangnya Pria kelahiran Blitar, 13 Maret 1968 ini tidak berhasil menembus seleksi tim sepak bola yang pernah melahirkan nama besar Fahri Husaini, Sumardi, dan Ponaryo Astaman.

Baca Juga:  KPU Belum Terima Satupun Daftar Bakal Caleg dari Parpol

Walaupun tak lolos seleksi namun dirinya tetap bisa membersamai PS Pupuk Kaltim Galatama. Pandi tetap bisa ikut berlatih bersama pemain-pemain yang telah berhasil masuk.“Saya sering ikut mereka kalau lagi latihan, walaupun tak lolos,” katanya.

Walaupun usahanya menembus seleksi tak berhasil, tak lantas menggerakkan hatinya pulang ke kampung halaman. Sejak itu, tahun 1991, pria yang besar sebagai anak petani sederhana ini memutuskan menetap di Kota Taman.

Pandi sudah mulai bekerja sejak SD kelas 6, untuk membantu kedua orang tuanya. Setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), ia pernah berhasil berwirausaha dengan membangun peternakan ayam petelur.

Pandi lahir dan besar tepat di Desa Gading Selopuro, Kabupaten Blitar. Anak kelima dari tujuh saudara. Dari hobinya berolahraga ia pernah mendapat beasiswa saat SMA.

Merintis karir di Bontang, Pandi sempat bekerja dengan kerabatnya. Sebelum akhirnya membuka usaha dalam bidang jasa pengiriman, Priority Cargo.

“Saya dulu ikut bantu ambil pasir kalau ada orang pesan. Lalu saya putuskan buka usaha jasa pengiriman. lumayan maju. Sekarang saya juga buka warung kopi dekat rudal sana. Alhamdulillah banyak teman-teman ke sana dan mereka suka ngobrol dengan saya,” ungkapnya.

Baca Juga:  Perluas Peluang Pasar, Pupuk Kaltim Bekali UMKM Binaan Pemanfaatan Teknologi Digital

Selain berbisnis Pandi suka bersosialisasi. Hal ini ditunjukkan dengan bergabung pada sebuah paguyuban. Ia mengikuti sang istri untuk bergabung dalam Paguyuban Arek-Arek Suroboyo (Pasura).

Dari pergumulannya bersama rekan-rekan di Pasura, dirinya disarankan bergabung dalam legislatif. Lantaran saran itu ditambah lagi dengan keinginannya menjadi wakil rakyat yang benar-benar bisa membantu masyarakat, ia memutuskan bergabung di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

“Saya sering jalan ke kota lain, liat situasi kota tersebut. Pedagang-pedagangnya tertib dan tertata. Kebetulan UMKM sekarang juga lagi disejahterakan, jadi saya juga pengen ambil peran dalam pembangunan di Bontang ini,” pungkasnya. (sya)

Most Popular