spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Banjir Kerap Melanda, Begini Cara Petani Bontang Menghadapinya!

BONTANG – Curah hujan tinggi yang terjadi beberapa bulan terakhir ini tidak terlalu berdampak buruk pada pertanian di Bontang. Lantaran para petani di Bontang sudah memiliki cara dalam mengantisipasi cuaca musiman itu. Hal ini diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) Bontang, Debora Kristiani.

Debora menjelaskan, curah hujan yang tinggi kerap menyebabkan banjir di Kota Taman, sebutan Kota Bontang. Kondisi tersebut sering menyebabkan banjir yang berujung merusak lahan pertanian.

Menghadapi bencana banjir yang kerap berulang itu, para petani di Bontang sudah memiliki solusi dalam menghadapinya. Bahu membahu bersama DPK3 Bontang mencari cara menghadapi kondisi ini.

Cara pertama yang dilakukan adalah DKP3 memiliki alat curah hujan. Dengan alat tersebut DKP3 mampu memperkirakan kondisi cuaca terkini.

Kemampuan alat tersebut dimanfaatkan DKP3 untuk menginformasikan kepada para petani tentang kondisi cuaca terkini.

“Kami kerjasama dengan BMKG menginfokan berkala kepada petani melalui grup whatsapp. Sehingga para petani dapat mengantisipasi saat curah hujan tinggi,” ujar Debora.

Baca Juga:  Talk Show ‘Teras Inspirasi’ Garapan Fordasi, Minyak Goreng Langka, Bontang Bisa Apa?

Lalu cara kedua adalah saat para petani mengetahui curah hujan tinggi, petani akan mengubah jenis tanaman yang ditanam. Biasanya petani menanam tanaman sayuran yang berumur pendek seperti bayam dan kangkung.

“Kalau mereka tanam berusia panjang, biaya produksinya besar. Sekali kena banjir maka kerugiannya pun besar. Maka mereka akali dengan menanam sayuran usia pendek,” beber Debora.

Dikatakannya, di tahun-tahun sebelumnya para petani kerap mengalami kerugian saat banjir datang, dikarenakan tanaman yang ditanam memiliki biaya produksi yang besar.

Selain itu, petani yang kerap terdampak banjir adalah petani di daerah perkotaan yang memanfaatkan lahan tidur. Artinya lahan yang tidak pergunakan pemiliknya, kemudian dipinjam untuk pertanian.

“Kalau di luar perkotaan seperti di Bontang Lestari yang terdampak hanya sedikit saja. Karena di daerah itu jarang banjir,” pungkasnya. (al)

Most Popular