BONTANG – Beberapa titik turap mengalami longsor beberapa waktu belakangan ini. Kondisi itu menjadi perhatian legislator yang mempertanyakan terkait penanganannya kepada Pemkot Bontang.
Ketua Komisi III DPRD Bontang, Amir Tosina meminta perhatian pemerintah terkait turap-turap yang runtuh tersebut. Pihaknya meminta ada penanganan walaupun belum bisa membangunnya kembali. Lantaran kondisi itu dianggapnya membahayakan warga di sekitarnya.
“Sebelum korban makin banyak dan jadi sorotan, tolong ditindaklanjuti agar tidak melebar kesana kemari,” ujar politisi yang akrab disapa Atos itu.
Kabid Sanitasi, Air Minum, dan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Edi Suprapto menjelaskan, pihaknya sudah melakukan beberapa upaya penanganan terhadap turap-turap yang longsor tersebut.
Penanganan turap di Kelurahan Gunung Elai agak berbeda. Sebab pihaknya perlu memastikan konstruksi dari turap lama yang terhubung dengan bracing jembatan.
“Setelah mengidentifikasi itu, baru bisa ditentukan tipe turap yang akan kami aplikasikan di sana. Supaya hal-hal yang tidak diinginkan itu, tidak terjadi lagi. Setelahnya, baru kami bisa mengamankan jalan yang sebelumnya ikut terdampak,” ungkapnya.
Turap di wilayah Kelurahan Satimpo sudah teratasi dengan bantuan dari PT Badak. Sedangkan turap di wilayah RT 40 Reformasi tahun depan sudah masuk program PUPR. Sekaligus akan diperbaiki turap di sebelahnya yang agak turun.
“Sementara ini kami prioritaskan turap di Gang Damai, Kanaan dan turunan Bethlehem, agar masuk di anggaran perubahan. Karena 2 turap ini yang paling parah,” ucapnya. (adv/al)