BONTANG – Kondisi cuaca panas terik atau yang biasa disebut elnino menjadi kendala tersendiri dalam pengaplikasian Program Inovasi Wolbachia di Bontang. Teriknya panas matahari disinyalir menyebabkan telur-telur wolbachia gagal menetas.
Hal itu diungkapkan, Kasi Surveilans, Imunisasi, Wabah, dan Bencana Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang Adi Permana beberapa waktu lalu.
Dijelaskannya, bahwa panasnya sengatan sinar matahari akan menyebabkan kapasitas air di ember-ember wolbachia menyusut. Apabila kapasitas air berkurang, maka telur-telur wolbachia di dalam ember akan sulit untuk menetas. Kalaupun menetas hanya sebagian saja.
Karenanya pihaknya meminta kepada masyarakat, apabila menemukan ember-ember wolbachia yang posisinya terkena langsung sinar matahari, agar memindahkan posisinya. Ember-ember itu agar dipindah di tempat teduh, atau yang tidak langsung terkena sinar matahari.
“Jangan ditaruh di bawah seng. Teduh memang tapi kondisi panasnya di bawah atap seng juga bisa menyebabkan air menyusut. Juga taruh di tempat yang tidak terjangkau anak-anak,” ujarnya.
Selain itu, meletakkan ember wolbachia juga jangan di tempat yang bersemut. Lantaran di dalam ember tersebut terdapat telur nyamuk dan makanannya. Makanan yang disediakan adalah makanan ikan yang berbau sehingga mengundang serangga datang.
“Kalau didatangi semut atau serangga lain, telur-telur itu akan dimakan,” imbuhnya.
Ditambahkannya, di setiap ember wolbachia terdapat 250 telur Nyamuk Wolbachia. Biasanya rata-rata yang berhasil menetas sekira 50 telur. Dari 50 telur yang menetas itu tidak semuanya betina ada pula jantannya.
“Kalau menetas 50 telur itu sudah bagus. Nanti yang sudah menetas akan terus meningkatkan populasinya di alam,” pungkasnya. (al)