spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pengrajin Tahu Tempe Mengeluh Naiknya Harga Kedelai

Produsen tahu dan tempe di Tanah Air bersiap ketar-ketir menghadapi bahan baku kedelai yang melambung menyusul meningkatnya harga kedelai. Salah satunya disebabkan kebijakan pemerintah China yang mereformasi peternakan babi, sehingga butuh kedelai yang cukup banyak untuk pakan ternak babi setelah diterpa flu babi dalam dua tahun lalu.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan memperkirakan, pada tahun lalu pihak memperkirakan produksi kedelai di Argentina dan Brasil akan meningkat. Namun, proyeksi itu diperkirakan meleset.

“Nah begitu reformasi peternakan babi dibikin, SOP yang bagus maka butuh kedelai banyak untuk pakan babi. Sehingga, China ini memborong kedelainya,” kata Oke Nurwan, Minggu (20/2/2022) dikutip detikcom.

“China beralih memborong kedelai ke Amerika. Kedelai kita itu untuk tahu tempe biasanya dari Amerika. Karena diborong harga melonjak, ditambah pandemi,” ujarnya.
Produksi kedelai Argentina dan Brasil yang turun membuat China beralih memasok dari Amerika Serikat (AS). Sementara, kebutuhan kedelai perajin tahu tempe biasanya dipasok dari AS.

Baca Juga:  Muncul di Dapur, Ular Cobra Hitam Kagetkan Warga Jalan Pipa

Dia menuturkan, pandemi telah mengerek biaya logistik yang berkontribusi juga pada kenaikan harga kedelai. “Pandemi itu biaya logistik naik empat kalilipat. Sehingga harga kedelai naik, dan jatuhnya kedelai di kita naik,” terangnya.

Sebagai informasi, harga kedelai dunia mengalami lonjakan. Situasi ini tentu akan berdampak besar bagi industri tempe dan tahu domestik yang didominasi skala rumah tangga.

Merujuk pada situs tradingeconomics, harga kedelai berfluktuasi di rentang US$ 15 per bushel (sekitar 27,21 kg) setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak Mei 2021 di kisaran US$ 16 per bushel.

Situasi ini telah membuat industri tempe dan tahu ketar ketir. Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia Aip Syariuddin mengatakan 20% atau 30 ribu perajin tahu dan tempe telah setop produksi.

NAIK RP 20 RIBU PER KARUNG

Kenaikan harga kedelai mulai dirasakan pengrajin tahu tempe di Kota Taman. Saat ini, harga kenaikan kedelai sebesar Rp 20.000 per karung isi 50 kilogram. Kepada wartawan, pengrajin tahu dan tempe Mudawam, mengatakan saat ini dirinya membeli kedelai dengan harga Rp 605 ribu. Padahal pekan lalu, masih bisa membeli dengan harga Rp 585 ribu.

Baca Juga:  Hindari Pungli, Jukir Liar di Berbas Pantai Diimbau Urus Perijinan

Pasokan kedelai diperolehnya dari Samarinda dan pengambilan setiap dua minggu sekali. “Baru dua hari lalu naik. Kenaikannya Rp 20 ribu setiap karung,” kata Mudawam, Sabtu (19/2).

Menurutnya, kondisi ini, dilema bagi produsen tahu tempe lantaran di tengah biaya produksi tinggi, dirinya tidak bisa menaikkan harga karena takut kehilangan konsumen. “Kesepakatan dengan pengrajin lain kami tidak menaikan dan mengubah ukuran tahu dan tempe di pasaran,” tuturnya.

Satu bungkus tempe ukuran besar dijual dengan harga Rp 9 ribu. Sedangkan, satu bungkus tempe ukuran kecil seharga Rp 3 ribu. Sementara, satu bungkus tahu isi lima dijual Rp 5 ribu. Untuk satu kaleng tahu irisan besar isi 128 buah dijual Rp 100 ribu. (mk)

Most Popular