BONTANG – Tren kasus penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bontang sejak Januari hingga Mei 2022 mencapai 161 kasus. Hal itu diungkapkan Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Bontang Asniwati, Selasa (17/5/2022).
Jumlah kasus DBD ini dijelaskan Asniwati paling banyak di Kecamatan Bontang Selatan, yakni 88 kasus. Disusul Kecamatan Bontang Utara sebanyak 48 kasus dan Kecamatan Bontang Barat 25 kasus. “Di bulan Februari dan April ada 2 kasus meninggal itu dari kelurahan Telihan dan Tanjung Laut Indah,” ujarnya.
Menurutnya tren kasus ini salah satunya disebabkan perubahan cuaca, seperti hujan yang dapat memicu nyamuk berkembang biak, sehingga membawa virus DBD. “Bontang ini kan tidak ada musimnya jadi bisa setiap saat hujan,” katanya.
Menanggapi hal itu, Teknisi Transfusi Darah PMI Kota Bontang, Modesta mengatakan, tingginya kasus DBD mempengaruhi jumlah permintaan trombosit.
Trombosit sendiri merupakan keping sel darah yang diambil dari darah segar pendonor. Modesta menyebut jika pihaknya sering terkendala pada penyediaan Trombosit. Sebab, Trombosit harus digunakan pada saat itu juga ke pasien.
“Jadi kendalanya di situ kalau tiba-tiba ada pasien DBD butuh, karena trombosit itu tidak bisa disimpan. Jadi kalau ada pasien baru kita carikan,” ujarnya, Selasa (17/5/202).
Sementara untuk permintaan trombosit ke rumah sakit, Selasa (17/5/2022) diungkapkan Modesta, mencapai 56 kantong. Jumlah ini dianggap masih bisa dipenuhi oleh PMI melalui kerjasama antar pendonor, dan pihak keluarga yang membutuhkan trombosit.
“Susahnya itu cari pendonor. Maka kami upayakan kerjasama antara pihak kelurga yang bisa mendonor,” bebernya.
Adapun stok darah di PMI saat ini, disebut Modesta, sangat terbatas. Hanya ada 27 kantong darah. Meliputi golongan darah A sebanyak 2 kantong, golongan darah B ada 3 kantong, golongan darah AB berjumlah 2 kantong dan golongan darah O sebanyak 20 kantong. “Stoknya hari ini menipis, Kalau ada yang mau donor silahkan ke PMI,” pungkasnya. (ahr)