BONTANG– Angka stunting di Kota Bontang berada di angka 19,5 persen. Ini diungkapkan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bontang Bahauddin.
Dia menambahkan, angka stunting Bontang masih fluktuatif tapi berada di bawah angka provinsi yakni 22 persen dan angka stunting nasional sebesar 24 persen. “Alhamdulillah, kita masih di bawah angka nasional dan provinsi,” kata Bahauddin, Rabu (13/7/2022).
Dalam penanganan stunting, lanjut Bahauddin, pihaknya bekerja sama dengan dinas terkait seperti Dinas Kesehatan, Bapelitbang, serta stakeholder perusahaan.
Antisipasinya dengan rutin memeriksakan serta diagnosa antropometri terkait stunting seperti tinggi badan, berat badan, ukuran lingkaran lengan.
Bahauddin menyebutkan, masalah stunting akan dialami anak usia 2 tahun ke bawah pada 1.000 hari pertama bayi. “Di sini kita bekerja sama khususnya dengan Dinas Kesehatan untuk memobilisasi masyarakat ke posyandu untuk memeriksakan anak balitanya,” jelasnya.
Hingga tahun 2024, Bahauddin menargetkan angka stunting di Kota Taman menurun hingga 14 persen. “Ini ‘kan tinggal 2 tahun, dengan harapan tahun depan bisa turun 3 persen setiap tahunnya dan akan mencapai di bawah 14 persen,” katanya.
Sementara untuk penyebarannya, Bahauddin menyebutkan terjadi di semua kecamatan di Bontang. Stunting atau gagal tumbuh, biasanya terjadi pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. (ya)