spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

13 Tahun Komitmen Konservasi Terumbu, PKT Raih Penghargaan AREA 2022 Kategori Social Empowerment

PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) kembali meraih penghargaan Asia Responsible Enterprise Awards (AREA) 2022 kategori Social Empowerment, melalui program Konservasi Terumbu Karang oleh Kelompok Nelayan Kimasea. Penghargaan diterima PKT secara virtual, pada 21 Juli 2022 lalu.

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi, mengungkapkan konservasi terumbu karang di perairan Bontang telah dijalankan PKT sejak 2009, dengan komitmen penurunan 500 unit media terumbu buatan setiap tahun. Program ini direalisasikan di perairan Tobok Batang Kota Bontang, dengan luasan mencapai 20 hektare (Ha).

Hal ini melihat kondisi terumbu karang di perairan Bontang yang mengalami kerusakan, akibat penangkapan ikan tidak ramah lingkungan (PITRaL) yang bersifat destruktif seperti penggunaan bahan peledak maupun bahan kimia beracun. Berdasarkan data Pemerintah, dari 5.464 Ha luas wilayah terumbu karang di perairan Bontang, 2.500 Ha diantaranya dalam keadaan rusak.

“Kondisi inilah yang menjadi keprihatinan PKT untuk turut berperan dalam merehabilitasi terumbu karang di perairan Bontang,” kata Rahmad.

Kesinambungan langkah konservasi terumbu pun diikuti pembinaan dan pelibatan masyarakat dalam menjaga ekosistem perairan, melalui pembentukan kelompok nelayan Kimasea pada 2017. Kelompok ini awalnya beranggotakan 10 nelayan pesisir sekitar perusahaan dari Kelurahan Loktuan Bontang Utara, Kota Bontang.

Baca Juga:  Diseret Buaya di Pantai Teluk Singkama, Bocah asal Bontang Berhasil Selamat

Pembinaan ditujukan untuk menumbuhkan kesadaran nelayan dalam menjaga ekosistem perairan, dengan mendorong aksi nyata penyelamatan ekosistem perairan tanpa ada lagi aktivitas destruktif dalam penangkapan ikan. Hal ini dinilai penting, sebab program konservasi tidak akan tercapai sesuai sasaran, jika kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem perairan tidak turut dibentuk.

“Pembinaan kelompok Kimasea juga wujud manfaat PKT kepada masyarakat, khususnya mendorong kesejahteraan melalui pemberdayaan dengan peningkatan kapasitas serta kemampuan nelayan,” lanjut Rahmad.

Mulai awal pembinaan, kelompok Kimasea dibekali edukasi akan pentingnya menjaga ekosistem perairan dan penangkapan ikan dengan ramah lingkungan. Diikuti berbagai pelatihan dan pemberdayaan seperti pembuatan media terumbu hingga monitoring perkembangan area konservasi secara berkala.

Kelompok ini juga berperan dalam mengajak nelayan di Kota Bontang mengentaskan persoalan rusaknya ekosistem perairan, sehingga kesadaran masyarakat dalam menjaga perairan sebagai tanggungjawab bersama turut meningkat.

“Penguatan kapasitas anggota kelompok Kimasea juga disasar selama pembinaan, seperti kemampuan teknik transplantasi terumbu hingga pelatihan dan sertifikasi menyelam untuk mendukung aktivitas monitoring kawasan konservasi,” tambah Rahmad.

Baca Juga:  Masjid Terapung Jumat Diresmikan, Tahun Ini Dibangun Pagar Pengaman

Lima tahun pembinaan, kelompok Kimasea mampu mendirikan usaha pembuatan media terumbu karang berbagai model, dengan total 14 anggota. Mereka tidak hanya melayani kebutuhan untuk program konservasi PKT, tapi juga memasok berbagai pesanan dari pemerintah, lembaga, maupun perusahaan lain di Kota Bontang.

Dari unit usaha tersebut, kelompok Kimasea pun mampu mencapai kemandirian yang diikuti kesejahteraan para anggota, hingga memasuki exit strategy di awal 2022. Hal ini dilakukan agar perluasan manfaat program bisa dikembangkan ke wilayah lain, dan pemberdayaan masyarakat nelayan terealisasi secara merata di Kota Bontang.

Namun PKT tidak langsung melepas pendampingan, sebab binaan yang telah memasuki exit strategy tetap mendapatkan manfaat melalui maintenance program yang difasilitasi berbagai pengembangan. Salah satunya dukungan peralatan selam bagi anggota kelompok, seperti Buoyancy Compensator Device (BCD), scuba tank, diving regulator, wetsuit hingga kompresor pengisi scuba tank.

“Bantuan ini ditujukan agar kelompok Kimasea makin memaksimalkan monitoring konservasi terumbu di perairan Bontang, sehingga pembinaan yang telah berjalan memiliki nilai keberlanjutan,” terang Rahmad.

Selama 13 tahun realisasi program, kini terdapat 38 genus karang di seluruh area konservasi PKT dengan pertumbuhan soft coral maupun hard coral relatif normal. Begitu pula metode transplantasi, terus dikembangkan dengan model terumbu berbentuk kubus dan trapesium.

Baca Juga:  Banjir Masih Rendam Rumah Warga

Model ini sangat mendukung perkembangan transplantasi dengan keunggulan masing-masing. Diantaranya ikan yang lebih besar untuk model kubus, dan ikan yang lebih banyak untuk model trapesium. Bahkan dari evaluasi, satu tahun perkembangan terumbu dengan transplantasi mampu mencapai ukuran 40 centimeter.

“Perluasan manfaat dengan pembentukan kelompok baru juga mulai dilakukan, dan kini telah memasuki tahap awal pembinaan,” tandas Rahmad.

Sesuai prinsip Environmental, Social and Governance (ESG), perluasan konservasi dan rehabilitasi terumbu akan terus dikembangkan PKT sebagai komitmen perusahaan menjalankan bisnis yang selaras dengan lingkungan, sekaligus mempertahankan keseimbangan alam dan ekosistem secara kontinyu. Hal ini juga upaya mendorong terwujudnya 17 indikator Sustainable Development Goals (SDGs) dan kemandirian masyarakat melalui konsep pembinaan berkelanjutan.

“Mengingat kesejahteraan masyarakat juga fokus dari pengembangan program konservasi terumbu, pendampingan akan terus difokuskan PKT dengan memperkuat kapasitas kelompok binaan,” pungkas Rahmad Pribadi. (adv)

Most Popular