spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Soal Ledakan di PKT, Ketua Andi Faiz Minta Warga Hentikan Spekulasi

BONTANG – Ketua DPRD Bontang Andi Faizal Sofyan Hasdam meminta warga tidak panik atas insiden over firing di kawasan Pabrik V milik PT Pupuk Kaltim (PKT) yang terjadi beberapa waktu lalu.

Sebab, kata Andi Faiz, PKT merupakan perusahaan profesional yang selalu mengutamakan aspek keselamatan. Ia pun meminta agar masyarakat tidak terpengaruh dengan berbagai informasi yang masih simpang siur.

“Kita nggak usah ragu dengan PT Pupuk Kaltim. Mereka diisi oleh orang-orang profesional yang pastinya mengutamakan keselamatan. Kami yakin dan percaya PKT melakukan antisipasi dan penanganan yang terbaik,” tutur Andi Faiz, Selasa (26/7/2022).

Selain itu, ia juga meminta agar masyarakat percaya dengan klarifikasi dan penjelasan pihak PKT yang menyebut ledakan itu tidak berbahaya. “Artinya kalau saat ini PKT bilang itu hanya ledakan biasa dan tidak beracun atau tidak berdampak kepada masyarakat, kita harus percaya dan masyarakat jangan resah. Jangan berpikir sendiri dan berprasangka aneh di luar itu,” terangnya.

Faiz sapaan akrabnya mengatakan, sebagai perwakilan masyarakat, dirinya yakin apa yang disampaikan manajemen PKT kepada media dengan melibatkan Polda Kaltim sudah cukup terang dan jelas. Bahwa ledakan yang terjadi tidak berbahaya. “Jadi kita jangan berspekulasi lebih. Sudah lugas lah. Managemen sudah mengklarifikasi semuanya dan alhamdulillah terbukti sampai saat ini tidak terjadi apa-apa,” tegas Faiz.

Baca Juga:  Lampaui Target, Komisi I Apresiasi Dinsos-PM

Sebelumnya Vice Presiden Komunikasi Korporat (Komkor), Tommy Johan Agusta mengakui, ledakan dipicu over firing. Menurut Tommy, pada Sabtu (23/7/2022) dini hari terjadi over-firing di Pabrik 5 PKT. Insiden ini ternotifikasi langsung oleh tim di pusat kontrol atau central control room, sehingga dapat ditanggulangi dan tidak menimbulkan korban. “Tidak ada korban dari kejadian ini,” jelas Tommy. Disebutkan pula, tim teknis PKT masih menyelidiki penyebab over-firing.

“Tim teknis akan mengevaluasi ulang dan jika ditemukan kerusakan akan segera diperbaiki, dan pabrik direaktivasi kembali,” kata Tommy.

Untuk mengantisipasi hal ini tidak terulang, pihaknya mengedepankan dan menerapkan prosedur tetap K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dengan baik. Sesuai standar tertinggi di industri dan ketetapan pemerintah. Para karyawan, terutama mereka yang bekerja di pabrik memiliki otoritas penuh dan wajib untuk stop bekerja, bilamana mendapati potensi tidak aman. “Tentunya dengan adanya kebijakan K3 yang preventif dan mitigatif, kejadian ini dapat ditanggulangi dengan baik,” kata Tommy. (adv)

Most Popular