BONTANG – Festival Teater Bontang (FTB) yang digelar pada Minggu (25/2/2024) kemarin, merupakan ajang teater pertama kalinya yang dilaksanakan di Kota Bontang, bertempat di Gedung Koperasi PKT.
Pembina sekaligus Pelatih Teater KitaKita, Apris Triatmiko mengatakan, festival teater ini dilakukan untuk pertama kalinya di tingkat Kaltim, dimana event perdana ini diselenggarakan oleh anak-anak muda Bontang.
FTB termasuk dalam salah satu event 77 tahun lalu, namun baru bisa terselenggaran saat ini.
“Kegiatan ini tidak mungkin terlaksana jika Pemkot Bontang tidak mensupport,” ucapnya saat diwawancarai, Selasa (27/2/2024) kemarin.
Kota Bontang berani menjadi tuan rumah untuk FTB tahun ini, murni ide dari anak-anak teater Bontang. Para alumni teater sekolah membuat sebuah sanggar seni, dimana anak-anak muda tersebut kerap rindu akan kegiatan seni dan juga teater.
Kegiatan di sanggar tersebut sering mengadakan program lomba, seperti lomba seni rupa, lomba menyanyi, dan sekarang teater.
“Teater di Bontang sebenarnya sangat banyak, akan tetapi sudah banyak yang vakum dan sudah pada hilang semuanya. Entah karena pandemi beberapa tahun lalu, atau pelatih yang kembali ke tempat asalnya. Sehingga komunitas teater di Bontang masih tersisa beberapa komunitas saja,” tambahnya.
FTB ini diikuti sebanyak 6 kabupaten/kota untuk tingkat Kaltim, yang meliputi Bontang, Samarinda, Kutai Timur (Kutim) Kutai Kartanegara (Kukar), Paser, dan Berau. Melombakan 9 komunitas teater.
“Ada 9 komunitas, untuk Bontang sendiri ada dua dari SMKN 1 dan SMAN 1, Samarinda ada tiga, Kutim ada satu, Kukar ada satu, Paser ada satu, dan Berau juga ada satu,” paparnya.
Perlu diketahui, untuk juri penilai teater didatangkan langsung dari provinsi dan juga nasional. Apris ingin nantinya festival teater ini bisa berlanjut ke tingkat provinsi maupun tingkat nasional. Tidak berhenti begitu saja di tingkat kabupaten/kota.
“Sesuatu yang kita mulai dengan harapan akan berlanjut nantinya, tidak sampai di sini saja. Akan berlanjut ke jenjang provinsi maupun nasional. Karena komunitas tari, musik sudah sangat banyak, tetapi untuk teater masih sangat kurang,” tutupnya.
Penulis: Dwi S
Editor: Yusva Alam