BONTANG – Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Bontang Aldy Artrian berharap dukungan para wartawan, agar bersama-sama mencerdaskan, mengedukasi, dan menumbuhkan optimisme masyarakat terhadap setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu 2024 mendatang.
Aldy juga berharap para kuli tinta bersama-sama Bawaslu ikut mengawal pesta demokrasi di Kota Bontang yang tahapannya akan dimulai akhir tahun 2022 hingga Februari 2024 mendatang. Salahsatunya, memberitakan secara berimbang bila nanti menemukan terjadinya kecurangan atau pelanggaran yang dilakukan para peserta Pemilu.
“Kami pun siap membuka diri, berkomitmen dan terbuka semua informasi kepada wartawan. Ini bisa kami sampaikan secara formal, maupun nonformal. Silakan diskusi kapan pun di kantor kami,” ungkap Aldy yang menjadi salah satu narasumber pada kegiatan ‘Pengelolaan Kehumasan dan Informasi Publik’ garapan Bawaslu Bontang di Hotel Sintuk, Jumat (27/5/2022).
Aldy juga meminta, agar para juru warta Bontang tak segan memberikan kritik dan saran kepada Bawaslu, sehingga kinerjanya semakin baik. “Kami sangat komitmen bekerjasama dengan kawan-kawan media,” sebutnya.
Acara yang dihadiri tak kurang dari 31 jurnalis se-Kota Bontang ini juga menghadirkan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bontang, Suriadi Said sebagai narasumber. Hadir juga Kordiv Pengawasan, Humas, Hubal Bawaslu Kota Bontang Agus Susanto.
Dalam kesempatan ini, Isur –sapaan akrab Suriadi Said–, turut mengingatkan kode etik dan cara kerja jurnalistik kepada sesama rekan seprofesi. Kata dia, kerja jurnalistik berbeda dengan kerja kehumasan yang lebih mengedepankan citra baik dari instansi atau lembaga yang dinaunginya.
“Kerja jurnalistik juga memerlukan kroscek kepada narasumber terkait. Inilah bedanya dengan media sosial (medsos),” jelas Isur.
Dia berharap sinergi Bawaslu dengan pewarta di Bontang bisa terjaga. Artinya, pewarta bisa mengkritisi kinerja Bawaslu. Pun sebaliknya, saling mengkritisi agar bisa jalan beriringan.
Ketua PWI Bontang Suriadi Said juga memberikan masukan kepada Bawaslu, tidak hanya memproduksi pers rilis, karena yang diberikan akan membatasi wartawan dalam mengembangkan berita.
“Saya sarankan agar Bawaslu lebih sering menggelar konferensi pers. Kalaupun pakai pers rilis, harus bersedia untuk dikonfirmasi kembali,” ucapnya.
Disampaikan Isur, cara itu menjadi penting agar informasi yang diproduksi oleh wartawan tidak memberikan informasi tak utuh ke publik.
Menjelang akhir acara, para wartawan yang hadir juga mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan saran ke Bawaslu Bontang. Secara keseluruhan tawaran yang diberikan rata-rata diterima dan siap dijalankan Bawaslu Bontang dalam kerjasama dengan awak media. Acara diakhiri dengan sesi foto bersama dan santap siang. (mk)