BONTANG – Satu lagi program Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) yang bakal diluncurkan di tengah-tengah masyarakat, utamanya dunia pendidikan. Program tersebut adalah Sekolah Siaga Kependudukan (SSK).
SSK adalah sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana, ke dalam beberapa mata pelajaran sebagai pengayaan materi pembelajaran. DPPKB merasa SSK perlu ada di lingkungan pendidikan di Bontang. Hal ini agar para pelajar juga memahami isu-isu kependudukan dan keluarga berencana.
Kepala DPPKB Bontang Bahauddin menyebutkan, nantinya di sekolah tersebut terdapat pojok kependudukan sebagai salah satu sumber belajar peserta didik.
Hal itu sebagai upaya pembentukan generasi berencana, agar guru dan peserta didik dapat memahami isu kependudukan. Kemudian guru mampu mengintegrasikan isu kependudukan ke dalam pembelajaran, sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
“Saat ini sudah ada 2 sekolah kependudukan, yaitu di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2. Kita upayakan sejak remaja, para pelajar harus konsen terhadap isu kependudukan apalagi soal keluarga berencana,” kata Bahauddin.
Ditambahkannya, pihaknya mengupayakan semua institusi pendidikan bisa berkolaborasi dengan DPPKB, dalam hal program yang menyasar remaja. Misalnya, kegiatan PIK-R, pendidikan konselor, dan upaya pencegahan perkawinan dini.
Sementara itu di kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Bontang Najirah turut mendukung dan meminta institusi pendidikan untuk sadar akan isu kependudukan.
Dirinya menjelaskan, latar belakang kelahiran SSK sejatinya tidak bisa dilepaskan dari program generasi berencana (genre) yang sudah terlebih dahulu digulirkan. Karena selama ini sekolah dianggap satu-satunya agen perubahan (agent of change) secara formal di Indonesia.
“Harus dikembangkan potensi sadar kependudukan sejak dini. Agar mengetahui peran dan fungsi dari remaja,” tutur Najirah. (adv/al)