BONTANG – Tak hanya pembangunan jembatan kayu, kegiatan bedah rumah program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di kawasan Selambai Kelurahan Loktuan juga terancam tidak selesai. Namun bedanya, jika pembangunan jembatan berakhir di akhir November ini, program bedah rumah masih menyisakan waktu sebulan lebih untuk tahap penyelesaian.
Anggota Komisi III DPRD Bontang, Faisal mengatakan, dari 197 rumah yang masuk program bedah rumah, belum ada yang diselesaikan. Hal ini membuatnya khawatir akan bernasib gagal seperti pembangunan jembatan kayu.
“Harus ada solusi dari pihak terkait. Kasihan rumah warga karena hampir semuanya sudah dibongkar,” ucap Faisal di sela-sela kunjungan lapangan Komisi III DPRD Bontang, Selasa (23/11/2021).
Dikonfirmasi terpisah, Koordinator Kota 03 Bontang Program Kotaku, Gery Sutanto mengaku permasalahan utama pada pengadaan material. Tidak semua toko mau melayani dengan sistem tagihan (invoice).
Sehingga pihaknya bakal mendorong Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPKPP) sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, untuk menambah jumlah toko penyedia yang saat ini baru tiga toko.
“Kami optimistis rampung. Karena ini sifatnya swakelola, pekerjaan fisiknya masih bisa lewat dari tenggat waktu. Yang penting penyerapan dananya bisa selesai Desember,” tandasnya.
Program Kotaku skala kawasan di Selambai tahun ini memiliki sejumlah pekerjaan. Selain pembangunan jembatan kayu dan bedah rumah, juga terdapat pekerjaan sanitasi lingkungan dan penyediaan air minum (PDAM).
Selain di Selambai Loktuan, Kotaku tahun ini juga menyentuh Kelurahan Bontang Kuala dan kawasan Pantai Harapan Kelurahan Berbas Pantai. Ke depan, penanganan kawasan lain juga akan diajukan ke pemerintah pusat atau ke sumber dana lainnya, agar bisa mendapat kucuran dana. Sehingga bisa memaksimalkan penuntasan kawasan kumuh. (bms/adv)