Home BESSAI BERINTA Bontang Berdiri Januari 2015, Forum OSIS Bontang Jadi Wadah Pelajar Gali Potensi

Berdiri Januari 2015, Forum OSIS Bontang Jadi Wadah Pelajar Gali Potensi

0

Forum Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Kota Bontang (Fosbon) berdiri pada 31 Januari 2015 diinisiasi oleh para pengurus OSIS setelah mengetahui adanya Forum OSIS di tiap daerah. Dengan berbekal semangat, Fosbon akhirnya terbentuk.

Ketua Umum Fosbon, Nur Nabila Aulia Salim mengatakan, bergabung ke dalam Fosbon merupakan membanggakan dan sesuatu yang baru baginya. Dari organisasi ini, dia dapat belajar hal lain diluar akademik.

“Jadi waktu itu tahun 2020, saat awal pandemi, jadi pengen gitu aktif dan punya kegiatan. Akhirnya tahun itu saya memutuskan untuk gabung ke Fosbon. Alhamdulillah dari situ saya banyak belajar dan dapat pengalaman baru, ” ucapnya dalam Podcast “MejaTamu” dengan tema “Selangkah Lebih Dekat Dengan Forum OSIS Kota Bontang” yang tayang di kanal youtube Praja TV, Rabu (9/2/2022) kerjasama Media Kaltim dengan Diskominfo Bontang.

Kegiatan yang paling ditunggu, lanjut Nabila, yaitu HUT Fosbon yang selalu dirangkai dengan berbagai acara yang menarik dan meninggalkan kesan tersendiri. Kegiatan tahunan yang selalu dia nantikan.

“Kegiatan yang paling kami tunggu dan seru itu kalo HUT Fosbon, biasanya diawal kegiatan ada pengurus Ikatan Alumni Fosbon yang mendeklarasikan Fosbon itu apa, lalu dirangkaikan dengan penampilan dari masing-masing divisi,” jelasnya.

Ini merupakan kali pertama dalam sejarah kepengurusan Fosbon diketuai oleh perempuan. Hal ini tentu punya tantangan tersendiri bagi Nabila dalam mengemban amanah. Baginya, menjadi ketua umum di tengah kesibukannya sebagai pelajar di SMA Negeri 2, tak lantas membuatnya unggul pada salah satunya. Keduanya harus berimbang antara kewajibannya sebagai pelajar dan amanahnya dalam organisasi.

“Jadi pintar-pintar manajemen waktunya kak. Yang saya lakukan biasanya saya membangun komunikasi dengan pengurus lain. Bahkan dengan alumni juga, jadi bisa saling membantu jika ada kegiatan atau undangan yang tidak bisa dihadiri,” katanya.

Forum ini terbentuk bukan tanpa alasan. Perjalanan Fosbon hingga 7 tahun ini tentunya menjadi harapan bagi para pelajar khususnya pengurus OSIS dalam meningkatkan kemampuan diluar akademik. Karena dalam berorganisasi, mereka ditempa untuk bisa saling bertukar pendapat, berpikir kreatif, mandiri, dan menambah wawasan.

“Ini merupakan forum yang menjadi tempat bagi pengurus OSIS di sekolah SMP sampai SMA/SMK/sederajat untuk menggali potensi kak. Jadi siapapun boleh bergabung dengan kami dengan syarat sudah bergabung ke dalam pengurus OSIS di sekolah masing-masing, ” paparnya.

Sementara, narasumber lainnya, pengurus Ikatan Alumni (Ika) Fosbon, Andi Muhammad Awaluddin, mengungkapkan banyak hal yang ia dapatkan saat menjadi pengurus Fosbon. Ia menjadi semakin percaya diri dan bisa memiliki banyak relasi.

“Bergabung di Fosbon ini merupakan titik balik untuk saya. Saya mulai percaya diri ketika berbicara di depan umum. Saya jadi punya banyak relasi karena tugas saya mengantar surat, proposal, maupun undangan. Bahkan saya bisa ketemu pejabat-pejabat penting di Bontang karena Fosbon, “ucapnya.

Dalam Fosbon, alumni juga memiliki peranan penting terhadap jalannya organisasi ini. Awaluddin mengatakan, yang Ika lakukan ini berbeda dengan organisasi setara lainnya.

“Di Fosbon ini, kami sebagai Ika tidak meninggalkan kepengurusan begitu saja. Adik-adik yang menjadi pengurus tiap periodenya punya kesempatan untuk berkomunikasi dengan Ika, untuk konsultasi hal apapun, jadi kami tidak meninggalkan kepengurusan dengan tangan kosong, ” terangnya.

Awaluddin yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Fakultas Hukum (FH) Universitas Mulawarman mengatakan, dalam berorganisasi kita tidak hanya dituntut untuk bisa berpikir kreatif, namun juga harus bisa menentukan skala prioritas, karena harus membagi waktu antara sekolah dan kegiatan-kegiatan organisasi.

“Di Fosbon itu tak hanya belajar soal bagaimana kita buat suatu event, tapi juga bagaimana kita bisa menentukan skala prioritas dalam hal belajar dan berorganisasi, jadi keduanya seimbang, ” pungkasnya. (ahr)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version