spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Dari Pekarangan ke Pemakaman, Perjuangan Rofu Ati Penjual Bunga Tabur untuk Tambahan Kehidupan

BONTANG – Para pedagang bunga tabur telah menata dagangannya sejak subuh di pemakaman Muslim Bontang Kuala, mereka menanti para peziarah menyambangi sanak saudara di momen lebaran Iduladha ini.

Salah satunya Rofu Ati yang telah berjualan sejak H-1 lebaran. Ia mulai berjualan bunga tabur sejak 2015 lalu, sebagai tambahan menutupi kebutuhan sehari-hari. Meskipun jarak tempuh tempat ia berjualan dengan tempat tinggalnya cukup jauh, tidak surut keinginannya membantu ekonomi keluarga.

Ia berjualan hanya di hari-hari besar saja, lantaran usaha ini merupakan penghasilan tambahan bagi keluarga kecilnya. Kebetulan sang suami merupakan pekerja di kuburan tersebut

Sebagai ibu dari tiga buah hati, ia berhasil menyekolahkan anak tertuanya menuju jenjang perguruan tinggi yang bercita-cita menjadi seorang bidan ke depannya.

“Saya yakin kalau pendidikan anak layak, mereka dapat mengangkat derajat orang tuanya,” terangnya, Jumat (6/6/2025).

Selama ia berjualan, ia menanam berbagai macam bunga sebagai kebutuhan jualan di sisa pekarangan rumahnya. Ditambahkannya, ia juga mencari kelengkapan bunga tabur dengan berkeliling dari wilayah ke wilayah, maupun rumah ke rumah, lantaran kebutuhan stok yang banyak agar cukup bagi para peziarah yang datang. Untuk satu kantung kresek bunga dan tanaman lain ia jual Rp 5000 rupiah.

Baca Juga:  Beberapa Langkah untuk Mengurus PBG

Selama dua hari ia berjualan, Rp 100 ribu telah ia raup terbagi atas penjualan bunga maupun air. Menyadari Iduladha tidak akan seramai saat lebaran Idulfitri, biasanya para penjual bunga tabur akan berjualan 3 hingga 4 hari saja.

Rofu Ati tetap terlihat ceria saat diwawancarai, meskipun ia telah kehilangan sebelah matanya akibat penyakit yang ia derita. Ia selalu bersemangat mengingat anak-anaknya yang harus ia sekolahkan setinggi mungkin.

“Ya lumayan lah untuk tambahan, apalagi sekarang inflasi dimana mana,” pungkasnya.

Penulis: Syakurah
Editor: Yusva Alam

Most Popular