BONTANG – Konselor HIV/AIDS dari Puskesmas Bontang Selatan (BS) 2, dr Ruri mengimbau kepada masyarakat agar tidak mengucilkan penderita HIV/Aids.
Hal itu disampaikan saat menjadi narasumber pada Diskusi Tokoh Lintas Komunitas bertajuk ‘Ibu dan anak terinveksi HIV/Aids, buah rusaknya liberalisme, solusinya?.’ Diadakan Forum Muslimah Bontang (FMB), Sabtu (11/2/2023) di Rumah Boga Resto.
Imbauan tersebut disampaikan lantaran stigma yang tersebar di masyarakat, bahwa HIV/Aids bisa menular dengan berbagai cara. Sehingga masyarakat takut mendekat kepada penderita HIV/Aids.
“Jangan takut dengan penderita. Beri dukungan kepada penderita HIV dengan cara tidak mengucilkan mereka,” saran dr Riri.
Untuk memahamkan masyarakat agar tidak terjebak pada stigma yang salah tersebut, Ruri memaparkan bagaimana cara kerja virus HIV menular.
Prinsip penularan HIV/Aids disingkatnya ESSE, yaitu:
EXIT: Harus ada cairan sumber penularan HIV AIDS yang keluar dari tubuh penderita (darah, cairan kemaluan, ASI).
SUFFICIENT: Jumlah cairan tersebut harus cukup untuk menginfeksi orang lain (dalam 1 tetes darah penderita HIV AIDS mengandung sekitar 1.800an virus, ini sudah cukup untuk menginfeksi orang lain)
SURVIVE: Virus keluar dari tubuh penderita/host dalam keadaan hidup (dalam 1 tetes darah di luar tubuh penderita virus mampu bertahan selama beberapa menit karena setelah itu darah menjadi lisis sehingga virus ikut mati. Virus akan mati jika darah mengering.)
ENTER: Pada orang sehat akan tertular jika ada luka sebagai pintu masuknya.
Di luar tubuh penderita/host virus HIV akan mati dalam beberapa menit. (Tidak ada ketentuan waktu yang sama karena tergantung lingkungan sekitarnya). Kemudian virus tidak akan bertahan jika lingkungan yang di tempati berbeda dengan lingkungan host-nya.
Disebutkannya, cara penularan melalui hubungan seks tidak aman (berganti-ganti pasangan, tidak menggunakan kondom), pajanan darah terinfeksi virus HIV (transfusi darah, jarum suntik tidak steril), dari ibu ke anak melalui kehamilan, persalinan, dan menyusui (20-40 %).
Dikatakannya, HIV/Aids tidak menular melalui sentuhan tubuh, seperti makan bersama, bersalaman, berpelukan, cium pipi, batuk, bersin dan lain sebagainya. Tidak juga melalui keringat, donor darah, penggunaan toilet umum, di kolam renang, dan lain sebagainya.
Ia kembali menegaskan, bahwa penularan HIV/Aids hanya melalui cairan kemaluan (air mani dan cairan vagina), darah, ASI dan cairan otak, cairan ketuban. Selain dari itu tidak bisa.
Karenanya Dr Ruri pun mengimbau masyarakat agar tetap memberi dukungan kepada penderita HIV/Aids dan tidak mengucilkannya. “Jangan memberi stigma negatif, jangan mendiskriminasi, harus berempati, dan berikan motivasi,” imbaunya. (al)