BONTANG – Dunia perkopian terus berkembang. Memunculkan beragam kreativitas dari para penikmatnya. Kopinicus (Kopi, Opini, Diskusi) salahsatunya, sebuah komunitas penikmat kopi di Kota Taman, sebutan Kota Bontang yang mulai eksis belakangan ini.
Kopinicus memiliki program mulia. Keliling mengunjungi kedai kopi atau coffee shop di seluruh wilayah Bontang, berdiskusi dan bantu mempromosikan kedai kopi atau coffee shop tersebut.
Selasa, (28/3/2023) lalu, Kopinicus berkunjung ke Kopi Estiqomah Slow Bar yang bertempat di Jalan Selat Malaka, Kelurahan Tanjung laut.
Hery Alkayran, Owner Kopi Estiqomah mengisahkan, coffe shop ini didirikan 22 Desember 2018 silam untuk pertama kalinya di kawasan Berbas.
“Asal mulanya kenapa saya bisa membuka kedai kopi dikarenakan tertarik dengan kopi sejak masih menjadi photographer,” ujar Herry.
Lalu di tahun 2019 awal sempat tutup, lantaran masih awamnya masyarakat Bontang dengan manual brewing dan lebih memilih kopi kemasan.
Berjalannya waktu, Hery mencoba kembali membuka usaha kedai Kopi Estiqomah ini. Usaha kedua ini mulai berkembang di tahun 2019 pertengahan, dengan membuka stand kecil. Berkembang dengan membuka kedai di Jalan Ahmad Yani.
“Usaha kami harus tutup kembali dikarenakan pandemi Covid-19 di 2020 awal. Tapi di pertengahan 2020 mencoba buka kembali dengan keterbatasan aturan lock down covid-19,” bebernya.
Pasca Covid-19 merupakan momen berkembangnya penikmat dan pecinta kopi di Bontang. Hery memanfaatkan momentum itu untuk kembali mencoba membangun Kedai Kopi Estiqomah, dengan membuka Kopi Estiqomah Slow Bar – Roastery di 2022.
“Ada filosofi dari nama Estiqomah. Awalnya kami beri nama Kopistiqomah, cuma biar lebih menarik saya ubah jadi Kopi Estiqomah. Agar usaha ini lurus, dalam artian bisa terus berjalan dan berkembang ke depanya,” ungkapnya menceritakan sepenggal kisah pemberian nama kedai kopinya.
Terdapat 2 Kedai Kopi Estiqomah. Satu Kedai Kopi Estiqomah dan satunya lagi Kopi Estiqomah Slow Bar – Roastery
Apa Slow Bar Itu?
Slow bar merupakan interaksi yang santai dan lebih personal, antara barista dengan pelanggan untuk saling berdiskusi terkait kopi dan apa saja buat menemani ngopi.
Di Kopi Estiqomah Slow Bar lebih spesifik pada manual brewing. Terdapat coffee filter seperti V60. Sementara biji kopi yang disediakan, merupakan biji kopi dari seputar wilayah di Indonesia, yang diroasting sendiri oleh Kopi Estiqomah.
Tak hanya kopi, ada pula menu mocktail yang menjadi salah satu menu andalan, yang ramai dipesan oleh pelanggan yang datang. Mocktail yang tersedia merupakan hasil racikan dan kreatifitas dari pengalaman kerja sang owner saat masih kuliah di Jawa.
Kopi Estiqomah memiliki roastery sendiri. Dimiliki untuk mengembangkan bisnis kopi yang terus meningkat tren penjualannya. Serta mengurangi biaya operasional bahan baku, karena dengan meroasting sendiri lebih murah dan bisa memenuhi kebutuhan untuk di kedai Kopi Estiqomah.
Liberika menjadi jenis biji kopi favorit di Kopi Estiqomah. Liberika merupakan biji kopi langka dan memiliki ciri khas sendiri. Lebih unik dari biji kopi Arabica atau Robusta.
Untuk harga kopi manual brewing dan kopi susu dibanderol Rp 25 ribu. Sedangkan untuk mocktail Rp 20 ribu.
Ke depanya Estiqomah berkeinginan bisa lebih berkembang, dan membuka cabang yang bisa menyediakan makanan atau cemilan.
“Ini program bagus banget untuk membantu UMKM perkopian. Bisa juga memberikan info seputar dunia kopi kepada pembaca Mediakaltim.com (grup Radarbontang.com). Program ini bisa bikin teman-teman kopi makin akrab. Karena bisa ngopi, beropini, dan berdiskusi. 3M (Makasih Mas Mantap),” pungkas Hery Alkayran menutup diskusi. (rs)