BONTANG – Menjelang Natal dan tahun baru (Nataru), harga minyak goreng belum lama ini mengalami kenaikan di pasaran. Yang sebelumnya Rp 29 ribu-30 ribu per kemasan dua liter, menjadi Rp 40 ribu. Sumaryono, anggota Komisi II DPRD Bontang mendukung rencana pemkot menggelar operasi pasar.
“Yang kena dampak seperti penjual gorengan atau pedagang kecil lainnya. Kasihan mereka. Jadi harus segera dilaksanakan (operasi pasar, Red.),” ujarnya belum lama ini.
Menurutnya, upaya yang diinisiasi Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) itu tepat.
Jika kondisi harga minyak goreng semakin naik dan ketersediaannya makin minim, dikhawatirkan bisa dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab. Seperti menjual penyediaan minyak goreng tanpa merek, dan disebarluaskan ke warga. “Takutnya minyak itu sudah tidak layak konsumsi dan bisa membahayakan tubuh,” bebernya.
DKP3 bakal menggandeng pemasok dari Toko Tani Indonesia dalam operasi pasar tersebut. Mereka menjual aneka sembako murah, termasuk minyak goreng. Kenaikan ini, kata Kabid Ketahanan Pangan Debora, terjadi akibat kenaikan bahan baku Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit. (bms/adv)