BONTANG – Anggota Komisi II DPRD Bontang, Bakhtiar Wakkang menyarankan kepada Pemkot Bontang agar membangun rumah singgah di Samarinda, daripada mempertahankan mes pemkot di Jakarta. Lantaran rumah singgah memiliki manfaat lebih besar.
Hal itu diungkapkan BW sapaan akrabnya saat interupsi di Rapat Paripurna ke-3 Masa Sidang III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) beberapa waktu lalu.
BW mengatakan, bahwa anggaran biaya mes di Jakarta cukup besar. Ditambah lagi mes tersebut menyewa dan jarang ditempati. Menurutnya lebih baik pemkot mengeluarkan dana untuk membeli rumah di Samarinda yang bisa dijadikan tempat singgah bagi warga Bontang.
Dirinya kerap mendapat informasi, bahwa banyak pendamping atau keluarga pasien Bontang di Samarinda yang sering terlantar atau tidak mendapatkan tempat tinggal. Karena saat harus mendampingi keluarga yang sakit membutuhkan waktu lama.
“Mes pemkot di Jakarta tidak ada manfaat bagi saya. Mending pemkot beli rumah di Samarinda, sehingga 20-30 tahun mendatang siapapun pemimpinnya bisa jadi aset bermanfaat. Agar ada pelayanan yang nyata bagi masyarakat Bontang,” ungkapnya.
Usulan itu mendapat tanggapan yang berbeda dari wali kota. Menurut Basri Rase, mes di Jakarta masih diperlukan. Diakuinya biaya sewa memang cukup besar mencapai Rp 200 juta setahun. Dirinya pun ingin beli daripada sewa.
“Kalau memang DPRD setuju beli maka saya akan beli rumah untuk mes,” katanya.
Sementara mengenai rumah singgah, menurutnya masih banyak tempat tinggal yang bisa dijadikan rumah singgah seperti asrama Kapasisbon, HMB cabang, atau HMB reformasi. Sehingga dirasa belum terlalu urgen baginya membangun rumah singgah di Samarinda.
Mengatasi hal itu, dirinya lebih memilih meminimalisir rujukan ke pasien ke Samarinda dengan melengkapi berbagai sarana dan prasarana di RSUD Taman Husada. Agar pasien bisa semakin banyak yang ditangani di RSUD Taman Husada. (adv/al)