BONTANG — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang mengkhawatirkan nasib anak-anak pesisir yang terancam putus sekolah.
Pihaknya kesulitan mengajak anak-anak di wilayah pesisir untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, lantaran pihak orang tua merasa kesulitan jika sang anak jauh dan tidak dapat membantu mereka bekerja di atas laut.
Kebanyakan anak-anak pesisir hanya bersekolah hingga SD saja, karena kebetulan di wilayah tersebut hanya ada Sekolah Dasar saja. Namun, jika mereka tidak melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, hal ini dapat menyulitkan mereka untuk mencari pekerjaan.
Untuk itu jika mereka ingin melanjutkan ke tingkat SMP atau SMA, anak-anak pesisir harus pergi ke kota untuk bersekolah. Padahal Disdikbud Bontang juga telah mengusahakan berbagai fasilitas penunjang, agar anak pesisir tetap dapat melanjutkan sekolah dengan mudah.
Plt Kepala Disdikbud Kota Bontang, Saparudin, mengatakan berbagai fasilitas pendukung, seperti asrama gratis yang berlokasi di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa), serta transportasi perahu gratis. Pihaknya juga meminta kepada sembilan SMP negeri untuk memberikan ruang khusus, untuk menerima anak-anak pesisir yang ingin mendaftar.
Hal itu menjadi percuma, lantaran orang tua mereka enggan memberikan izin kepada anak-anaknya untuk melanjutkan sekolah di kota dan tinggal di asrama, “Para orang tua khawatir kehilangan tenaga kerja keluarga, untuk membantu mereka mencari ikan untuk kebutuhan sehari-hari kalau anak mereka harus menginap di kota,” katanya, Kamis (22/5/2025).
Saparudin mengatakan, bahwa para murid tetap akan dipulangkan tiap Jumat sore dan menetap di sana hingga hari Minggu. Namun, ia mengaku tidak dapat berbuat apa-apa jika berurusan dengan orang tua murid yang tidak setuju.
Ia harap ada pertimbangan yang mereka lakukan memikirkan pentingnya pendidikan untuk masa depan anak-anak mereka. Pemkot juga telah memberikan seragam dan buku gratis untuk kelengkapan belajar.
“Apalagi sekolah negeri kan sudah gratis juga,” ujarnya.
Diketahui, terdapat sekitar 10 siswa yang berada di wilayah pesisir dengan rincian di Selangan satu orang, Tihi-Tihi tiga orang, dan di Gusung tujuh orang.
Penulis: Syakurah
Editor: Yusva Alam