spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pantau Kenaikan Harga Jelang Ramadan, Awas Oknum Nakal !

BONTANG – Polisi memastikan rantai distribusi kebutuhan pokok mulai diawasi. Kapolres Bontang AKBP Hamam Wahyudi mengaku sudah memerintahkan anggotanya untuk mengawasi penyaluran bahan pokok jelang ramadan.

Pada Rabu (30/3/2022) Polres Bontang dan Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan menggelar monitoring harga di Pasar Taman Rawa Indah.

Dua instansi ini memantau kenaikan harga sembako menjelang bulan puasa. Di sela-sela kunjungan, Kapolres Hamam mengatakan, sudah mengawasi penyaluran bahan pokok yang banyak dicari masyarakat selama bulan puasa.

“Kita rutin turun mengawasi kondisi harga pangan. Jangan sampai ada permainan yang tentu merugikan masyarakat sebagai pembeli,” kata AKBP Hamam Wahyudi, di Pasar Tamrin.

Hamam juga mewanti-wanti setiap pelaku usaha agar tidak memanfaatkan momentum puasa untuk meraup untung dengan melanggar aturan. Dirinya memastikan akan menindak tegas setiap oknum pedagang yang coba menimbun barang.

“Akan dipantau terus saat ditemukan ada, akan ditegur dan jika mengulangi akan diproses hukum,” jelasnya.

Kepala Bidang Perdagangan Diskop-UKMP Nur Hidayah mengatakan, beberapa jenis barang mengalami kenaikan. Meski tidak banyak, tetapi pasti berpengaruh kepada daya beli masyarakat.

Baca Juga:  Pengurus IKS PI Kera Sakti Silaturahmi ke Radar Bontang

“Iya naik tetapi harganya masih wajar. Kenaikan memang disebabkan oleh distributor bahan pangan, jadi kalau pedagang di pasar tinggal mengikuti saja,” kata Nur Hidayah.

Salah satu pembeli Dini, mengeluhkan harga sejumlah komoditas yang naik. Misalnya cabai, gula, minyak goreng, bawang, dan telur.

Akibatnya, ia harus merogoh kocek 2 kali lipat dari biasanya. “Biasa dengan uang Rp 200 ribu bisa memenuhi kebutuhan dapur untuk satu bulan. Sekarang harus lebih, kadang sampai Rp 400 ribu untuk bahan pangan saja,” ungkap Dini.

Sebaliknya pedagang mengaku tidak bisa berbuat banyak. Salah satunya Marsunah, untuk keuntungan yang dia dapat hanya sedikit dari harga modal.

“Kita jual tuh untungnya sedikit, setiap barang paling Rp 3 ribu sampai Rp 5 ribu saja. Musim naiknya harga barang tentu mempengaruhi daya beli pelanggan,” pungkasnya. (ahr)

Most Popular