BONTANG – Pemerintah Kota Bontang mengklaim angka kemiskinan ekstrem telah berhasil ditangani dalam 100 hari masa kerja kepemimpinan Neni Moerniaeni – Agus Haris.
Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (DSPM), Toetoek Pribadi Ekowati mengatakan, Pemkot melalui dinasnya telah mengambil langkah-langkah konkret dan terukur baik dari sisi pendataan, perlindungan sosial, maupun pemberdayaan ekonomi keluarga Bontang.
“Kami menyusun dan mengimplementasikan strategi melalui satu validasi data keluarga miskin ekstrem berbasis RT dan wilayah,” terangnya, Rabu (28/5/2025).
Kemudian, koordinasi program intervensi sektor dan lembaga zakat serta pemantauan hasil intervensi secara berkala, memastikan dampaknya pada jangka panjang. Adapun lembaga yang bermitra seperti BAZNAS, LAZ BMBU, YBM PLN serta UPZ PKT.
“Ke depan kita perlu menjaga keberlanjutan, melakukan pemantauan perkara serta mencegah munculnya kembali kondisi kemiskinan ekstrim melalui deteksi dini dan responsi cepat,” tambahnya.
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni mengatakan, bahwa menentaskan kemiskinan ekstrem merupakan salah satu asta cita Presiden 2045, dan Bontang dapat melaksanakan hal tersebut dalam 100 hari kerja.
Dalam hal ini, Neni menjelaskan bahwa badan amal zakat berperan dalam mengintervensi secara terus menerus bersama dengan perusahaan.
“Banyak dibantu oleh Stakeholder terutama badan amal zakat apalagi zakatnya orang-orang yang fakir. Makanya harus dikelola dengan baik yang namanya zakat,” ungkapnya.
Agar tidak kembali menjadi miskin ekstrem, ia memastikan tetap adanya pelatihan, pendampingan, serta bantuan permodalan yang dimonitor.
Pihaknya juga telah melakukan persetujuan dengan perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Bontang, dengan badan zakat terutama yang secara berkelanjutan memberikan Rp 1.5 juta kepada fakir miskin.
Sebelumnya, berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Desember 2024, diperkirakan jumlah warga miskin ekstrem di Bontang mencapai 1600 jiwa. Dalam verifikasi lapangan angka tersebut berkurang menjadi 149 jiwa dari 42 KK.
Penulis: Syakurah
Editor: Yusva Alam