spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Perlindungan Komprehensif pada Perempuan dan Anak

Emirza Erbayanthi, M.Pd
Pemerhati Sosial

Komitmen Kota Bontang dalam memperkuat perlindungan perempuan dan anak kembali ditegaskan. Wali Kota Bontang, Neni Moerniani memaparkan sederat strategi penguatan perlindungan anak di Bontang.

Di antaranya: 1). Integrasi pendidikan keluarga dan pengasuhan dalam kurikulum pendidikan usia dini. 2). Pelaksanaan kelas manajemen emosi untuk anak dan remaja guna mencegah perilaku beresiko sejak dini. 3). Penguatan dan pengembangan layanan daycare yang ramah anak dan keluarga.

Tak hanya tataran konsep beliau juga memaparkan progam andalan, yakni “tengok tetangga”. Di akhir paparan harapan agar pemerintah pusat meningkatkan alokasi DAK untuk memperluas jangkauan progam pendampingan dan advokasi korban kekerasan. (https://pranala.co/diskusi-bareng-menteri-pppa-wali-kota-bontang-minta-tambahan-dana-pusat-untuk-perlindungan-anak-dan-perempuan/ )

Kasus kekerasan pada perempuan dan anak memang tergolong tinggi. Dari kanal KemenPPPA, Per Januari 2025 menunjukkan 3.303 kasus kekerasan, dengan 2.862 korban perempuan. Selama satu tahun sebelumnya Per Januari 2024, KemenPPPA mencatat adanya 20.968 pengaduan kasus kekerasan, dengan 4.618 korban laki-laki dan 18.146 korban perempuan.

Selain itu, KemenPPPA juga mencatat adanya 8.000 kasus kekerasan pada remaja di Indonesia pada tahun 2024. Apabila kondisi ini dibiarkan, tidak menutup kemungkinan bertambah jumlahnya.

Kekerasan pada Anak dan Perempuan

Selama ini negara telah menyiapkan berbagai perangkat untuk menyelesaikan kasus kekerasan pada perempuan dan anak. Diantaranya adalah undang-undang perlindungan anak, penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, perdagangan orang, kesehatan, serta penyelenggaraan dan pemulihan korban kekerasan dalam rumah tangga.

Baca Juga:  Berantas Mafia Beras dengan Islam

Kemudian ada peraturan menteri tentang standar pelayanan minimal bidang layanan terpadu bagi perempuan dan anak anak korban kekerasan. Selain itu, ada perda khusus yang memuat perlindungan perempuan dan anak.

Upaya yang dilakukan pemerintah pun tidak main-main. Ada perlindungan fisik, pemenuhan hak prosedural, bantuan medis dan psikologis, serta fasilitasi restitusi.

Sayangnya, seperangkat aturan yang ada itu tidak menghilangkan, bahkan tidak mengurangi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Strategi tersebut patut diapresiasi, namun tanpa berbasis agama atau akidah apakah bisa berjalan? Strategi bagus tapi landasan kehidupan masih kapitalis sekuler maka tidak akan mampu melindungi perempuan dan anak karena akar persoalan di sana.

Para pelaku sepertinya tidak memiliki efek jera dengan adanya aturan tadi. Setiap terungkap kasus yang satu, muncul kasus lainnya.

Strategi dan progam perlu direalisasikan di lapangan, namun jika bergantung dana tanpa kesadaran maka tidak akan bertahan lama. Maka, perlu dukungan individu, keluarga masyarakat dan negara.

Kenapa Terjadi Kekerasan?

Kasus kekerasan terjadi karena masalah ekonomi keluarga. Kondisi ekonomi yang semakin susah ini menjadikan beberapa orang mengalami tekan.

Seperti terlibat pinjol atau utang riba, maka hidupnya tidak tenang dan susah. Hal tersebut pemicu tindakan kekerasan, penyiksaan, hingga pembunuhan.

Baca Juga:  Mengadopsi Spirit Doll, Bolehkah?

Selain hal di atas ada perselingkuhan, masalah seksualitas, pengaruh minuman keras, obat-obatan terlarang, pengangguran, PHK, istri berkarier, dan juga hamil diluar nikah dapat menjadi penyebab tindak kekerasan.

Penerapan kapitalisme menyebabkan kesusahan ekonomi, cari kerja susah, biaya hidup mahal, kesehatan dan pendidikan susah. Karena kapitalisme membuat aturan berdasar standar manusia.

Aturan-aturan sistem kapitalis tidak memanusiakan pekerja. Selain itu, riba menjadi halal dalam kapitalisme, hal ini juga penyebab hidup semakin susah.

Kekerasan terjadi juga karena gaya hidup liberalisme yang mengakibatkan masyarakat salah pergaulan. Sehingga, muncul perselingkuhan yang mengakibatkan kecemburuan.

Kesalahan pergaulan bersanding dengan miras dan narkoba. Ujungnya terjadi kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Kapitalisme dengan pemikiran sekuler, yang memisahkan antara kehidupan dunia dan akhirat, menjadikan agama sebatas ibadah ritual saja. Sedangkan kehidupan sepenuhnya hak manusia lahir dari cara pandang kapitalisme dengan paham kebebasan.

Sebaik apapun tujuan pemerintah untuk menyelamatkan perempuan dan anak-anak dari tindak kekerasan, tidak akan berhasil. Karena hukumannya tidak menjerakan dan akar masalahnya belum terselesaikan. Maka, sebanyak apapun kasus yang sudah terpecahkan, akan muncul kasus serupa.

Perlindungan Komprehensif

Dalam Islam, perempuan dan anak-anak akan dilindungi. Islam menjadikan ketakwaan individu sebagai pendorong ketaatan masyarakat.

Pada aspek pemerintahan, kewajiban seorang pemimpin menjalankan syariat Islam dengan sempurna. Sebagai masyarakat mukmin wajib mengikuti aturan tersebut.

Baca Juga:  Mampukah Pariwisata Jadi Penggerak Ekonomi Bontang?

Pemimpin muslim akan berusaha melindungi dan mengurusi kebutuhan rakyatnya. Pemimpin akan menerapkan sistem pemerintahan Islam, sistem ekonomi Islam, sistem pergaulan Islam dan sistem sanksi Islam. Semuanya saling mendukung satu sama lain.

Kebijakan Islam mengenai pemasukan negara dari jizyah, fai, kharaj, ganimah, dan pengelolaan SDA digunakan untuk pelayanan fasilitas terbaik. Kebijakan zakat juga akan diberikan kepada yang berhak. Seperti, membantu para fakir miskin secara ekonomi.

Negara akan membuka lapangan pekerjaan atau memberikan pinjaman modal tanpa riba. Semua itu akan membantu masalah ekonomi keluarga. Sehingga tidak ada lagi masyarakat yang stress karena kemiskinan dan pelampiasan kemarahan pada istri anaknya.

Dalam pergaulan, Islam mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan terpisah. Dilarang juga berkhalwat, ikhtilat, tabaruj, dan seterusnya. Maka, akan terjaga dan tidak akan terjadi perselingkuhan.

Karena Islam mewajibkan menikah atau berpuasa bagi yang tidak bisa menahan hawa nafsu. Islam juga mengatur fikih keluarga agar memuncul saling kasih sayang. Apabila masih ada tidakan kejahatan, maka Islam memberikan sanksi yang tegas.

Sanksi Islam akan membuat jera dan pelaku terampuni dosanya. Sehingga, pintu kekerasan akan tertutup rapat. Jadi, hanya dengan penerapan Islam yang sempurna ini akan memberikan perlindungan kepada perempuan dan anak-anak secara komprehensif.

Wallahualam.

Most Popular