BONTANG – Webinar efektivitas Program Makmur sebagai kunci ketahanan pangan nasional PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) dilaksanakan secara daring melalui Zoom pada Rabu (01/03/23).
Makmur merupakan program agrosolution dengan offtaker BUMN pangan dan pertanian. BUMN khususnya Pupuk Kaltim membantu para petani di seluruh Indonesia dalam budidaya pertanian.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertanian menjadi sektor ketiga yang berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III 2022, yakni mencapai 12,91 persen.
Fakta positif ini tentunya menjadi penguat bagi pemerintah, untuk tetap menjaga ketahanan pangan nasional. Di tengah isu akan produktivitas yang masih kerap menjadi tantangan, dalam memajukan sektor pertanian tanah air.
“Tentu saja kami akan mendampingi para petani mulai dari proses penanaman hingga panen,” jelas Adrian, Project Manager Makmur.
Total di seluruh Indonesia, Makmur memiliki lahan sebesar 275.950 hektar dengan total petani sebanyak 131.438. Komoditas lahannya berupa padi, jagung, tebu, sawit dan kopi.
Selama 2022, PKT berhasil merealisasikan 66.136 hektar lahan dengan jumlah petani yang tergabung 30.577 orang. Target tahun lalu berhasil dicapai dengan kenaikan target petani yang telah bergabung sebesar 122,3 persen dari target awal sebesar 25.000, dan juga kenaikan lahan sebesar 110,2 persen dari target 60.000.
Program Makmur meningkatkan produktivitas hasil panen padi dan jagung rata-rata hingga 35 persen dan memberikan kenaikan keuntungan hasil panen hingga 52 persen.
Tahun 2023 ini Makmur memiliki target 64 ribu hektar lahan yang akan direalisasikan dengan jumlah petani yang bergabung sebanyak 32 ribu petani.
Sementara itu, SVP Transformasi Bisnis PKT, Wisnu Ramadhani mengatakan, hingga saat ini program Makmur telah berkembang di berbagai wilayah Indonesia.
Pada tahun 2023, PKT diamanatkan untuk mengelola program Makmur di seluruh Sulawesi, seluruh Kalimantan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, NTB, NTT dan Papua Barat.
“Dengan harapan bisa terus mengembangkan kemampuan sumber daya manusia yang cakap mengelola pertanian Indonesia,” ungkap Wisnu. (sya)