SAMARINDA – Ketua Komisi IV DPRD Kaltim H Akhmed Reza Fachlevi S.Sos mengaku sangat kecewa dan menyesalkan penyaluran dana tanggung jawab sosial perusahaan tambang batu bara di Kaltim, disalurkan ke perguruan tinggi di Jakarta.
“Ini menjadi bukti bahwa selama ini Kaltim memang tidak pernah dianggap oleh para pengusaha tambang batu bara yang ada. Mereka hanya mengeruk kekayaan Kaltim, tapi manfaatnya diberikan ke daerah lain,” beber Reza, Rabu (11/5).
Sebelumnya dikabarkan, Pemerintah Provinsi menyebutkan dana CSR perusahaan tambang di Kaltim sebesar ratusan miliar dikucurkan ke perguruan tinggi di luar Kaltim. Yakni Rp 100 miliar untuk Institut Teknologi Bandung (ITB), Rp 50 miliar untuk Universitas Gajah Mada (UGM), dan Rp 50 miliar untuk Universitas Indonesia.
Disebutkan Reza, Kaltim selama ini sudah kenyang menerima bencana alam serta kerusakan lingkungan. Belum lagi sarana infrastruktur yang rusak akibat tambang batu bara.
“Makanya, miris dan menyedihkan jika kemudian dana sosial perusahaan justru diberikan ke universitas yang ada di Jawa. Seolah-olah di Kaltim ini tidak butuh pendidikan. Ada banyak perguruan tinggi di Kaltim. Belum lagi sekolah, madrasah dan pondok pesantren,” beber pria yang juga ketua Badan Koordinasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kutai Kartanegara ini.
Politisi Gerindra yang juga ketua Tunas Indonesia Raya (Tidar) Kaltim ini menegaskan, Kaltim selama ini sudah menjadi anak manis. Tidak pernah menuntut banyak. “Tapi melihat ada fakta dana yang mengalir begitu besar dari perusahaan tambang, ini tidak bisa lagi dibiarkan,” sambungnya.
Ia mencontohkan, meski Pemprov Kaltim sudah menggelontarkan dana untuk beasiswa, nyatanya belum bisa membantu para mahasiswa dan siswa yang membutuhkan. Dengan dukungan perusahaan tambang yang ada di Kaltim, semestinya akan sangat membantu.
“Kalau kondisinya selalu seperti ini, Kaltim tinggal menunggu waktu. Batu bara habis, semua habis,” tegasnya.
Reza menyampaikan, selama menjabat sebagai wakil rakyat dari daerah pemilihan Kutai Kartanegara, sudah berkeliling di hampir semua kecamatan. “Di desa-desa itu ada sekolah yang mau rubuh. Bangunannya tidak layak. Akses jalan rusak. Semestinya itu yang diberikan dukungan perusahaan,” tuturnya.
Belum lagi guru mengaji yang juga ikut mencerdaskan anak bangsa, juga bisa didukung melalui dana tanggung jawab sosial tersebut. “Guru yang melanjutkan pendidikan di Kaltim juga perlu dukungan beasiswa,” imbuhnya.
Untuk itu, dalam waktu dekat Reza akan melakukan rapat dengar pendapat dengan berbagai pihak membahas persoalan ini. Agar kepedulian pihak perusahaan lebih diprioritaskan di lingkungan lingkar tambang dan daerah penghasil tambang. (adv)