Workshop di Beberapa TK di Bontang dan Temu Orangtua di Kukar
Tahukah kita bahwa bermain merupakan intisari kurikulum dan pembelajaran di PAUD, yaitu “Merdeka Belajar, Merdeka Bermain”. Bermain adalah belajar, dan bermain-belajar merupakan kegiatan yang esensial untuk perkembangan yang optimal. Bahwa sejatinya anak belajar melalui bermain di saat ia menjelajahi lingkungan untuk mengenali dunia di sekelilingnya.
Anak di usia emas perkembangan otaknya, anak perlu diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman yang bermakna. Bermain sesuai dengan minat dan rasa ingin tahu anak membuat anak memiliki pembelajarannya. Inilah merdeka bermain bagi anak usia dini.
Menyoal karakteristik kurikulum baru tahun 2022 ini tentu saja memiliki beberapa perbedaan dengan kurikulum sebelumnya yakni kurikulum 2013. Dilansir kanal Youtube Guru Abad 21 yang diakses pada 17 Desember 2021, kurikulum tahun 2022 akan berfokus pada karakteristik merdeka belajar yang digagas Mendikbud.
Pada jenjang PAUD, kegiatan bermain merupakan proses belajar utama yang akan diberikan pada para siswa.
LITERASI USIA DINI DAN PEMBENTUKAN KARAKTER
Pada jenjang ini, penguatan literasi dini dan pendidikan karakter merupakan target yang harus dicapai dalam proses belajar sambil bermain. Basis dari penguatan literasi dini dan pendidikan karakter adalah buku bacaan anak yang sesuai dengan semangat merdeka belajar.
Selain itu, kita ketahui bahwa fase pendidikan PAUD juga merupakan fase fondasi untuk meningkatkan kesiapan anak dalam sekolah di jenjang selanjutnya.
Di jenjang PAUD juga akan dikenalkan pembelajaran berbasis proyek dengan goal penguatan profil pelajar pancasila melalui hari besar nasional dan perayaan tradisi lokal.
Kegiatan yang juga dikuatkan dalam pembelajaran di PAUD merupakan kegiatan bermain-belajar berbasis buku bacaan anak. Kegiatan ini ditujukan untuk menguatkan literasi secara dini melalui kegiatan-kegiatan yang membangun minat baca anak.
Kegiatan berbasis buku bacaan anak bukanlah kegiatan yang menuntut anak untuk dapat membaca secara mandiri, melainkan kegiatan yang melibatkan buku bacaan anak. Sebagai contoh, kegiatan di PAUD diawali dengan guru membacakan buku cerita kepada anak-anak, kemudian mendiskusikan isi buku tersebut, dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan isi buku yang telah dibaca bersama.
Sehingga berbagai pendekatan kegiatan bermain-belajar dapat digunakan di satuan PAUD seiring dengan kegiatan berbasis buku bacaan anak, misalnya kegiatan kelompok, kegiatan berbasis area, kegiatan berbasis sentra, dan kegiatan proyek.
Keragaman pendekatan dan metode diharapkan dapat memberikan stimulasi yang dapat mendorong tumbuh kembang yang optimal serta siap untuk bersekolah di jenjang berikutnya. Selain itu dukungan berupa area bermain yang terbuka, guru atau pendidik PAUD yang membangun komunikasi stimulatif akan memberikan kebebasan pada anak dan dapat mengoptimalkan potensi perkembangannya.
Nah, capaian pembelajaran pada jenjang PAUD pada kurikulum 2022 terdiri atas 3 (tiga) elemen, yaitu:
Nilai agama dan budi pekerti,
Jati diri dan
Dasar-dasar literasi, sains, teknologi, rekayasa, seni, dan matematika (STEAM).
LITERASI UNTUK PARA GURU DAN ORANGTUA
Mengingat betapa pentingnya keberhasilan penerapan pendidikan literasi anak usia dini, maka penting pula mengasah kemampuan para pendidik/guru sekaligus literasi orangtua. Karena dengan pemahaman arti penting literasi bagi para guru dan orang tua akan berbanding lurus dengan perkembangan literasi usia dini.
Untuk itu sebagai bentuk upaya kepedulian, bulan Februari ini saya berkesempatan untuk mengajarkan beberapa worshop literasi guru dan temu orangtua agar pembentukan karakter usia dini dapat tercapai salah satunya melalui penguatan literasi.
Bersama temu wali murid di Jaringan Sekolah Islam Cendikia Kukar dibawah binaan ustadz Bimansyah, SPd, Workshop Kepenulisan di Lingkungan KB dan TK Yayasan Pupuk Kaltim (YPK) dengan kepsek Wiwik, SPd.AUD, Workshop Belajar Menulis di PAUD Terpadu Al Ihsan di bawah Kepsek Parti Suprapti, SPd.AUD serta di TK Islam Kreatif Salsabila sendiri diacara Salsabila Talk baru-baru ini, adalah upaya mengajak guru dan orangtua super untuk andil dalam pendidikan literasi usia dini. Karena bagaimanapun peran pendidikan/guru serta orangtua dimasa pandemi ini sangat menentukan keberhasilan pendidikan literasi usia dini. (**)
Catatan : Muthi’ Masfu’ah, A.Md, CN CLp
(Direktur Yayasan RK Salsabila, Penulis, Trainer dan Koordinator ABI Literasi Kaltim)