BONTANG – Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Kota Bontang pada Rabu (22/11/23) malam, resmi melaunching Batik Khas Bontang di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota Bontang.
Dispopar menyuguhkan tarian kreasi nusantara sebagai pembuka acara ini. Para pembawa acara juga turut menggunakan langsung pakaian bermotif Batik Khas Bontang yang akan dilaunching tersebut.
Kepala Dispopar, Ahmad Aznem dalam sambutannya mengatakan, sesuai dengan arahan Wali Kota Bontang, kota ini harus memiliki ciri khas dan muncul ke permukaan, sehingga acara tersebut mengusung tema Bontang Berbatik, Batik Bontang Menuju Kelas Dunia.
Sebanyak 16 pebatik lokal dilibatkan dalam pembuatan Batik Khas Bontang, namun tidak menggusur batik-batik terdahulu.
“Kita harus memperkaya batik-batik dahulu dengan yang baru sekarang,” ungkapnya.
Adapun fashion show dengan memamerkan berbagai macam jenis Batik Khas Bontang diperagakan langsung oleh duta pariwisata Bontang, seperti batik manggrove, batik mutiara, batik daun jajar, batik sekatup asri, batik etam, batik terumbu karang, batik beras basah dan masih banyak jenis batik lainnya.
Tidak kalah, Wali Kota, Wakil Wali Kota Bontang dan jajaran OPD serta Forkopimda turut mengikuti fashion show dengan memamerkan berbagai macam batik yang telah mereka kenakan.
Aznem juga menjelaskan, bahwa ada saran yang diberikan terhadap pelajar mulai TK hingga SMA untuk menggunakan Batik Khas Bontang.
Motif batik yang dilaunching khusus sebagai ciri khas Bontang sebelumnya telah melewati sayembara. Dari 15 batik, dipilih 5 batik paling baik, dan dari 5 batik tersebut dipilihlah satu yang akan menjadi Batik Khas Kota Bontang.
Wali Kota Bontang, Basri Rase mengatakan, bahwa batik ini milik Bontang dan boleh dimodifikasi tanpa menghilangkan ciri khasnya. Karena dulu ia sering mendapat laporan, bahwa batik-batik sebelumnya masih merupakan kepemilikan seseorang sehingga tidak berani untuk dimodifikasi.
“Batik yang launching ini bebas semua boleh pakai dan modifikasi,” ungkapnya.
Ia juga berharap tahun depan diciptakan sarung khas Bontang dan satu produk lokal yang bisa digunakan oleh perempuan.
“Kalau udeng kita kan untuk laki-laki, kita harus bikin sesuatu yang untuk perempuan juga, tahun depan kita harus rencanakan,” tegasnya.
Basri merasa puas dengan batik yang launching tersebut, karena dari motif sudah terlihat sangat modern. Jika melihat batik yang sebelumnya, yang kainnya terlalu penuh dengan motif yang begitu-gitu saja. Hal seperti ini harus dilakukan agar batik bisa juga berkembang di zaman yang modern
“Batik dulu bagus, tapi monoton, bisa kita jadikan lebih modern agar tidak ketinggalan,” tambahnya
Ia juga menjelaskan bahwa Kota Bontang sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) sebagai kota wisata, dan Gubernur Kalimantan Timur sudah memilih Bontang serta akan membantu Bontang menjadi kota wisata.
“Karena kitalah yang paling dekat dengan IKN. Dengan adanya potensi laut kita. Kita harus bangga akan itu.” ujarnya. (sya/adv)