TINGKATKAN kontribusi terhadap ekosistem terumbu karang di perairan Bontang, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) bekerjasama dengan Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University, gelar Pelatihan Rehabilitasi Ekosistem Terumbu Karang bagi anggota kelompok binaan di Kota Bontang. Kegiatan berlangsung selama tiga hari, pada 9-11 Mei 2023.
VP TJSL Pupuk Kaltim Sugeng Suedi, mengungkapkan pelatihan ini sebagai kesinambungan program Konservasi Taman Laut dan Sarana Media Terumbu Buatan (Kilau Samudera), melalui peningkatan kapasitas kelompok binaan Pupuk Kaltim dalam aktivitas rehabilitasi ekosistem terumbu karang di perairan Bontang. Khususnya kawasan Tobok Batang, yang merupakan area konservasi Pupuk Kaltim dengan luasan mencapai 20 Hektare (Ha).
Dimana pada program ini, Pupuk Kaltim membentuk dua kelompok binaan yakni Kimasea di Kelurahan Loktuan dan Karaka di Kelurahan Bontang Kuala Kecamatan Bontang Utara. Dua kelompok ini dibina dalam upaya mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem perairan, dan secara bersama melakukan rehabilitasi terumbu karang yang banyak mengalami kerusakan akibat penangkapan ikan tidak ramah lingkungan.
“Salah satu upaya dilakukan dengan rehabilitas ekosistem terumbu seperti yang selama ini dijalankan Pupuk Kaltim, serta pembuatan taman laut (sea garden) untuk lokasi bibit karang untuk kegiatan rehabilitasi,” ujar Sugeng.
Melalui pelatihan ini, Sugeng berharap anggota kelompok binaan Kimasea dan Karaka mampu meningkatkan kapasitas serta kapabilitas terkait upaya rehabilitasi terumbu melalui metode transplantasi. Selain juga mampu menerapkan pembuatan taman laut secara tepat, agar rehabilitasi ekosistem terumbu karang yang tengah berjalan tidak membuat kerusakan pada lokasi lain.
Hal ini juga wujud pemberdayaan Pupuk Kaltim bagi masyarakat, agar program rehabilitasi dan pelestarian terumbu turut memberi manfaat bagi kelompok binaan, khususnya peningkatan ekonomi dan kesejahteraan. Sehingga sumberdaya manusia andal dalam mendukung program tersebut perlu disiapkan secara matang, melalui bekal keterampilan dan pemahaman secara berkesinambungan.
“Seiring meningkatnya pemahaman dan kapasitas kelompok binaan, maka upaya konservasi ekosistem terumbu karang dapat berjalan lebih maksimal. Seperti pembuatan taman laut, merupakan wujud pemberdayaan masyarakat dalam mendukung rehabilitasi serta pelestarian terumbu karang di laut Bontang,” tutur Sugeng.
Sebagai bentuk komitmen terhadap kesinambungan program, Pupuk Kaltim turut menyalurkan bantuan dua set kompresor bersertifikasi selam senilai Rp50 Juta kepada kelompok Karaka Bontang Kuala. Bantuan ini diharap lebih memotivasi anggota kelompok untuk terus meningkatkan upaya pelestarian kawasan perairan, sehingga kedepan turut diikuti peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga laut Bontang.
“Semoga bantuan ini bisa dimanfaatkan maksimal dalam mendukung program rehabilitasi terumbu karang yang dilaksanakan, agar kedepan keberadaan ikan serta biota laut semakin terjaga,” tambah Sugeng.
Mewakili PKSPL IPB University Fery Kurniawan, mengungkapkan pelatihan ini menitikberatkan kepada penguatan kapasitas anggota kelompok binaan, terkait langkah apa saja yang bisa dilakukan dalam rehabilitasi terumbu karang, khususnya yang terkait dengan metode transplantasi. Hal ini sebagai bentuk peningkatan keterampilan dan pemahaman dari metode yang selama ini diterapkan, agar realisasi program mampu berjalan lebih maksimal.
“Apalagi dengan kondisi perairan berbeda, tantangan yang dihadapi pun tidak sama. Makanya kelompok perlu memahami dengan baik langkah apa saja yang perlu dilaksanakan, karena berpengaruh terhadap keberhasilan program rehabilitasi terumbu karang,” ujar Fery.
Pelatihan ini juga untuk penyegaran kembali beragam bekal pengetahuan yang sejauh ini telah dibekali Pupuk Kaltim bagi kelompok binaan, mulai dari pengenalan konsep rehabilitasi terumbu sekaligus metode transplantasi yang diterapkan, cara melakukan perawatan dan pemeliharaan, hingga metode dan teknik pemantauan transplantasi. Termasuk simulasi pemilihan bibit karang, perawatan fragmen serta praktik lapangan penurunan dan penyusunan media transplantasi.
“Jadi selama pelatihan, peserta dibekali materi teori dan praktik. Dengan sistem diskusi dua arah, diharap peserta pelatihan mampu memahami dengan lebih baik tata cara transplantasi dan teknik rehabilitasi yang bisa dilaksanakan di kawasan konservasi Pupuk Kaltim,” pungkas Fery. (adv)