BONTANG – Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Kota Bontang melaksanakan sosialisasi pemanfaatan lahan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga di Balai Pertemuan Umum (BPU) Kelurahan Bontang Lestari, Jumat (9/8/24).
Lurah Bontang Lestari, Muhammad Akbar Aditya mengucapkan terima kasih kepada DKP3 telah melaksanakan kegiatan ini, karena dengan adanya ilmu ketahanan pangan seperti ini menjadi salah satu cara untuk menghindarkan anak-anak kita dari resiko stunting.
Perlu dipahami, jika selama ini stunting selalu dilibatkan dengan kondisi anak. Kita lupa bahwa sebenarnya hal itu dapat dicegah dengan terpenuhinya nutrisi calon ibu yang bisa dimulai dari pemenuhan nutrisi remaja putri.
“Dengan begitu, anak-anak perempuan kita yang nantinya akan berkeluarga dapat melahirkan anak-anak yang sehat,” terangnya.
Evi Sulastri Tanjung, Analis Ketahanan Pangan Ahli Muda DKP3 menjelaskan, di wilayah Bontang Lestari terdapat 318 Keluarga Berisiko Stunting (KBS). Ia menjelaskan berisiko stunting bukan berarti sudah tervonis stunting. Dikatakan berisiko yakni pasangan usia subur, ibu hamil, keluarga dengan anak 0-23 bulan dan masih banyak lagi,
“Hal itu masih bisa dicegah sejak dini agar mereka tidak melahirkan anak yang stunting,” ujarnya.
Sosialisasi ini menjadi salah satu kegiatan yang sangat diharapkan dapat diterapkan secara berkala dan mandiri, sehingga dengan menanam sayur-sayuran di lahan pekarangan rumah, keluarga tersebut bisa memastikan sendiri kualitas sayur yang akan mereka konsumsi, selain itu bisa menghemat pengeluaran.
“Kalau kita beli tomat 5 ribu saja buat dua hari, kita kalikan sebulan sudah 75 ribu, sebulan 75 ribu bisa untuk dipakai beli yang lain,” contohnya.
Untuk memastikan berjalannya penanaman tanaman tersebut, DKP3 memberikan langsung bibit pohon dan bibit sayuran organik. Karena menurutnya jika hanya melakukan sosialisasi pasti tidak akan dikerjakan.
“Daripada hanya sosialisasi kami berikan juga bibit tanamannya, biar terealisasi,” terangnya.
Pihaknya juga memberikan ilmu dasar untuk melakukan perawatan kepada tanaman tersebut, karena tanaman yang diberikan organik, maka harus ada pestisida nabati yang mendukung petumbuhan tanaman tersebut, sehingga tidak terganggu oleh hama. Pestisida nabati menjadi alternatif karena disayangkan kalau sayur-sayuran harus diberikan pestisida yang berbahan kimia.
Adapun peserta yang dilibatkan adalah RT 01, 02, 03, 04 dan 05, selanjutkan pihaknya akan memanggil seluruh RT di Bontang Lestari secara bergantian, kelurahan tersebut menjadi sasaran utama karena jumlah KBS yang paling tinggi.
“Semoga kelurahan lain dapat segera dilaksanakan sosialisasi juga,” harapnya
Penulis: Syakurah
Editor: Yusva Alam