BONTANG – Flu Singapura pada anak merupakan gejala ringan yang akan sembuh dengan sendirinya. Penyakit ini lebih sering menyerang pada anak-anak maupun balita. Namun, orang dewasa pun juga bisa terkena penyakit ini, meski sangat jarang terjadi.
Hal itu dipaparkan oleh Dokter Spesialis Anak di RSUD Taman Husada, dr. Arlita Eka Putri Vivin Puspitasari, Sp.A.
Ia menjelaskan, jika anak-anak lebih rentan terkena Flu Singapura, hal ini karena daya tahan tubuh anak yang belum sekuat orang dewasa.
“Gejalanya Flu Singapura ini pun terdiri dari demam. Biasa maksimal demam sampai tiga hari. Setelah itu diikuti dengan tumbuhnya ruam dan juga gatal-gatal yang mirip dengan cacar air,” bebernya saat diwawancarai awak media Radarbontang.com, Selasa (24/10/2023), kemarin.
Biasanya, saat anak mengalami Flu Singapura ini terjadi di area sekitar mulut, tangan, kaki, pantat, telapak tangan, telapak kaki, sikut, dan lutut. Bahkan, muncul juga di area kemaluan.
“Khasnya Flu Singapura ini adalah dengan adanya luka yang hampir mirip dengan sariawan di rongga mulut. Bisa di tenggorokan dalam, lidah, bibir, bahkan pipi dalam,” paparnya.
Untuk pengobatan yang diperlukan saat anak mengalami Flu Singapura ini contohnya seperti demam, yang akan diberi obat penurun panas. Jika sariawan akan diberi olesan atau disemprotkan untuk membuat sariawan berkurang.
“Karena biasanya anak kecil kendalanya tidak mau makan saat mengalami sariawan. Untuk gejala ruam bisa diberi saleb khusus yang dioleskan pada kaki, tangan, lutut, atau sikut yang terkena bintik merah dan terdapat berisi air,” paparnya.
Saat mengalami Flu Singapura ini, dalam masa penyembuhan selama 10 hari lamanya, jika luka dibuka atau mengelupas bisa membuat luka membekas.
“Untuk orang tua biasanya khawatir pada anak yang tidak mau makan, tidak kebayang gimana jadinya jika banyak sariawan di dalam rongga mulut anak. Untuk anak di bawah dua tahun, dan yang makannya masih banyak drama lebih baik dikasih makan yang lembut dan dingin, yang nyaman untuk ditelan,” tutupnya. (dwi/adv)