spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Aksi Hakim PN Bontang Seminggu Tunda Persidangan, Munawwar: Menyampaikan Aspirasi Tak Harus Seperti Itu!

BONTANG – Pjs Wali Kota Bontang, Munawwar menanggapi aksi para hakim se-Indonesia yang melakukan cuti “mogok” massal. Termasuk dengan hakim yang bekerja di Pengadilan Negeri (PN) Bontang.

Diketahui para hakim di PN Bontang ikut dalam solidaritas aksi “mogok” tersebut dengan mengenakan pita putih selama bekerja. Aksi lainnya dengan menunda seluruh persidangan di PN Bontang selama seminggu.

Munawwar pun mempertanyakan terkait aksi tersebut. Menurutnya apakah aksi semacam itu termasuk perbuatan yang etis? Lantaran menyampaikan aspirasi dengan menunda persidangan hingga 1 minggu lamanya.

“Menyampaikan aspirasi tidak harus seperti itu. Dampaknya pelayanan pada masyarakat akan terganggu,” ujarnya.

Ia menyerahkan keputusan dari aksi tersebut kepada presiden terpilih, Prabowo Subianto. Menurutnya hanya Prabowo yang mampu menjawab aspirasi para hakim.

Prabowo Janji Naikkan Gaji Hakim

Diberitakan, bahwa Presiden terpilih, Prabowo Subianto, telah memberikan tanggapannya atas aksi yang dilakukan oleh para hakim se-Indonesia. Ia berjanji akan menaikkan gaji para hakim. Ia juga menegaskan agar para hakim tidak bisa disogok atau dibeli.

Baca Juga:  PKT Luncurkan Berneos.co, Bantu UMKM Tingkatkan Promosi dan Penjualan

Pernyataan ini disampaikan melalui sambungan telepon dengan Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, dalam rapat audiensi DPR RI dengan Solidaritas Hakim Indonesia (SHI).

Prabowo berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup para hakim. Menurutnya, para hakim harus mendapatkan penghasilan yang lebih baik agar dapat bekerja secara independen dan profesional.

“Saya sangat berpendapat bahwa para hakim harus diperbaiki kualitas hidupnya dan harus dijamin, supaya mereka dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya,” ucap Prabowo melalui sambungan telepon di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (8/10/2024).

“Hakim yang tidak boleh disogok, yang tidak bisa dibeli, harus terhormat dan mendapatkan perhatian dari negara, dengan penghasilan yang memadai, sehingga mereka tidak perlu mencari tambahan. Itulah tekad dan keyakinan saya,” imbuhnya.

Penulis/Editor: Yusva Alam

Most Popular