BONTANG – Forum Penulis Bontang (FPB) sebagai wadah para penulis buku di Kota Taman, menggelar bincang literasi bertajuk “Menulis Feature Menjadi Buku”, Senin (21/2/2022). Kegiatan perdana FPB ini digelar virtual melalui aplikasi Zoom Meeting.
Kegiatan yang didukung Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Bontang ini dipandu Retno Utami yang juga seorang penulis. Sebagai pembicara, FPB menghadirkan penulis muda berbakat sekaligus seorang petualang (traveller), Unesia Drajadispa.
Unesia yang keseharianya bekerja sebagai karyawan PLN itu telah menelurkan sebuah buku berjudul “Bekerja Tidur dan Berjalan di Kutai Timur”. Isi buku mengulas pengalaman pribadi si penulis ketika menjelajahi sejumlah wilayah hutan Kutai Timur (Kutim) sejak 2015-2020.
“Lokasi terbanyak yang diulas dalam buku ini adalah bentang alam karst Sangkulirang-Mangkalihat,” tutur gadis yang akrab disapa Une itu.
Bagi Une, Kutim merupakan wilayah yang tak hanya sebagai kawasan tambang dan perkebunan kelapa sawit. Tetapi juga wilayah yang kaya akan keanekaragaman hayati.
Dia mengatakan menulis buku ini untuk mengenalkan dan melestarikan beberapa potensi alam untuk kelangsungan hidup di masa depan. Dalam buku itu, juga berisi ajakan menggaungkan pelestarian adat budaya beserta masyarakat lokalnya.
Sunaryo Broto, salah satu sastrawan Kaltim asal Bontang yang meresensi buku bergenre feature tersebut, mengapresiasi dan memberi ucapan selamat kepada Une. Dia bahkan menyebut, hampir tidak menemukan kesalahan tik dalam buku setebal 184 halaman itu.
“Editornya bagus. Buku ini menambah khazanah literasi di Kaltim yang belum begitu banyak. Terutama untuk traveling di Kutai Timur,” tutur pensiunan PT Pupuk Kaltim itu.
Karena keterampilan penulis dinilai sudah mengalir lancar, Sunaryo menantang gadis kelahiran Surabaya 20 Juni 1993 itu untuk membuat cerpen atau puisi tentang pengalaman travelingnya.
“Syukur bisa merangkai menjadi sebuah novel dengan setting penduduk dan alam lokalnya. Mungkin bisa menjadi buku asyik berikutnya,” harap Sunaryo.
Sementara dalam sambutannya, Sriningsih Hutomo selaku ketua FPB menyampaikan, kegiatan ini tidak hanya dihadiri peserta asal Bontang, tetapi hingga se-Kaltim. Kegiatan ini diharapkan, dapat mengubah pola pikir (midset) bahwa konsisten pada literasi, mampu mengubah tulisan menjadi produksi. Baik berupa karya nyata maupun penghasilan.
Apalagi, kini sudah ada platform digital. Seperti yang digeluti Sriningsih saat ini. Penulis syair, cerpen, dan novel itu mencontohkan salah satu karyanya yang kini telah sukses menembus kurang lebih 2.900 pembaca, dengan popularitas mencapai 16.900 di platform digital.
“Menulislah untuk mengukir jejakmu. Dengan menulis kita akan mengukir sejarah. Bahkan menjadi kenangan bagi anak cucu kita ketika kita sudah tiada nanti,” pesan Nining, panggilan akrabnya. (rls/ahr)