spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Bontang Baru Mampu Ekspor 1 Ton Ikan Kerapu

BONTANG – Sampai saat ini, kemampuan Nelayan Bontang untuk mengekspor ikan kerapu hanya maksimal 1 ton.  Hal ini disampaikan Ismail, Pengelola Keramba Jaring Apung (KJA) Tanjung Limau, saat diwawancara Radarbontang.com beberapa waktu lalu.

Ismail mengungkapkan, 1 ton ikan kerapu ekspor yang dihasilkan Nelayan Bontang tersebut, merupakan gabungan hasil nelayan budidaya kerapu yang tergabung dalam Koperasi Nelayan Bontang Ekonomi Pariwisata dan Maritim (Kopnel BEM).

“Apabila hasil panen dari seluruh nelayan anggota Kopnel BEM mencapai 1 ton, baru kapal dari Berau datang untuk mengambil hasil panen itu,” ujar Ismail di sela-sela kunjungan media ini mengikuti Paket Fun Trip Bontang Baru (Boba) beberapa waktu lalu.

Saat ini Bontang belum tercatat sebagai daerah pengekspor kerapu. Lantaran nelayan Bontang belum mampu memenuhi permintaan minimal dari Hongkong, sebagai negara penerima hasil ekspor, yaitu 12 ton rutin setiap 2 bulan sekali.

Sehingga nelayan Bontang masih menginduk kepada Berau yang sudah tercatat sebagai daerah pengekspor ikan kerapu. Ketika nelayan Bontang berhasil panen 1 ton kerapu, maka kapal dari Berau yang akan mengambil hasil panen tersebut.

Baca Juga:  Rusak Parah, Mobil Muatan Galon Tabrak Pembatas Jalan di Depan SMKN 1

“Kalau hasil panen di bawah 1 ton, kapal Berau tidak mau ambil. Nantinya hasil panen kerapu Bontang ini dikumpulkan di Berau bersama hasil panen daerah lain. Lalu dipisah-pisah sesuai permintaan negara penerima ekspor,” beber pria yang sudah menjadi nelayan budidaya kerapu selama 20 tahun ini.

Ditambahkannya, saat ini kendala yang dialami nelayan budidaya kerapu Bontang adalah soal bibit. Di Bontang ataupun Kaltim belum ada pembibitan ikan kerapu. Sehingga nelayan Bontang harus membeli dari Situbondo.

Permasalahannya apabila membeli bibit dari Situbondo harga jadi lebih mahal. “Di luar bibit ukuran 1 centimeter harga seribu, sampai sini kalau misal ukuran 10 centimeter bisa capai harga 19 ribu. Kami tidak bisa untung karena mahal di ongkos kirim,” keluhnya.

Padahal katanya di Bontang sudah ada pembibitan di balai bibit milik pemerintah. Namun sayangnya sudah 5 tahun terakhir tidak akfif beroperasi. Menurut Ismail, apabila balai pembibitan itu aktif, Nelayan Bontang akan terbantu untuk meningkatkan nilai ekspor hingga 12 ton.

Baca Juga:  Buku Tulis Masuk Dalam Perlengkapan Sekolah Gratis dari Pemkot

“Tidak usah di Bontang, di daerah Kaltim saja. Apabila ada pembibitan ikan kerapu, kami akan terbantu meningkatkan ekspor ikan kerapu,” pungkasnya. (al)

Most Popular