spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Dinkes Gelar Monitoring Evaluasi PTM, Edukasi Masyarakat Melalui Puskesmas

BONTANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang melaksanakan monitoring dan evaluasi program Penyakit Tidak Menular (PTM), Senin (17/10/2022), di Hotel Tiara Surya, diikuti staf dan pegawai tenaga kesehatan di Puskesmas.

Dalam penyampaiannya, Kepala Dinkes Bontang, dr Toetoek Pribadi Ekowati mengatakan, monitoring dan evaluasi PTM  dilaksanakan oleh bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular untuk lebih mendeteksi PTM di masyarakat seperti penyakit-penyakit diabetes, hipertensi, darah tinggi, kolesterol dan kanker yang saat ini mendominasi.

“Kenapa itu sangat penting, karena saat ini penyakit itu (PTM) mendominasi dari pada penyakit menular atau infeksi,” kata dr Toetoek kepada mediakaltim.com, Senin (17/10/2022).

Toetoek menambahkan, peningkatan kasus penyakit tidak menular disebabkan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, makan makanan siap saji (fast food), dan minuman alkohol. “Kebiasaan hidup tidak sehat itu yang membuat timbulnya penyakit tidak menular tadi,” tambahnya.

Selain itu, penyakit-penyakit tidak menular yang disebutkan tadi, memerlukan biaya yang tidak sedikit dan memerlukan waktu yang panjang dalam pengobatannya. “Untuk sembuh dia tidak bisa, tapi paling tidak dia terkontrol. Untuk itu, harus diperiksa dan minum obat. Itu yang menimbulkan masalah tersendiri yang meningkatkan pembiayaan dalam pembangunan kesehatan,” jelas Toetoek.

Baca Juga:  Perbedaan UMK dan Non-UMK Dalam Perizanan

Indonesia saat ini, kata Toetoek, mengalami 3 masalah besar yang disebut Triple Burden. Maksudnya,  pertama dengan adanya penyakit infeksi menular yang masih ada seperti kusta dan malaria, kemudian infeksi penyakit baru seperti Covid-19, SARS, Flu Burung dan sejenisnya, dan terakhir penyakit tidak menular (PTM).

“Sebelumnya ‘kan penyakit-penyakit golongan pertama seharusnya sudah tidak ada. Timbulanya infeksi baru. Dan ketiga ini, penyakit tidak menular diakibatkan pergeseran epidemologi. Karena gaya hidup tidak sehat,” katanya.

Dengan begitu, melalui monitoring dan evaluasi akan mengarahkan petugas nakes Puskesmas bukan hanya melakukan pengobatan namun juga melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai PTM.

“Di sini saya sampaikan, Puskesmas itu memiliki fungsi dua, yakni satu langsung melayani pasien atau Usaha Kesehatan Perorangan (UKP) dan ada yang tugasnya edukasi ke masyarakat, namanya Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM),” papar Toetoek.

Dia juga menekankan, perlunya upaya maksimal dalam mengedukasi masyarakat bukan hanya pada pengobatan.

“Tapi bagaimana edukasinya jalan. Jadi masyarakat sedini mungkin akan di edukasi mengenai penyakit tidak menular,” pungkasnya. (adv/yah)

Baca Juga:  PKK Kota Support Inovator di Posyantek Berprestasi Tingkat Nasional 2023

Most Popular