spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Guru SMPN 2 Diberi Pelatihan dan Pengembangan Sekolah Ramah Anak

BONTANG – Kepala Sekolah dan guru SMPN 2 Bontang mendapat pelatihan dan pengembangan implementasi kurikulum merdeka belajar dan sekolah ramah anak (SRA). Sekolah ramah anak dimaksudkan untuk memberikan ruang kepada anak dalam pembelajaran yang baik. Pelatihan dilaksanakan pada Kamis (3/11/2022) di ruang pelayanan layanan autis center Bontang.

Kepala SMP Negeri 2 Bontang, Siti Chusuning Khayah mengatakan,  pelatihan diberikan bagi guru dan staf untuk memberikan pembelajaran yang baik kepada siswa. Nuning, sapaannya, mengatakan sekolah ramah anak harus disiapkan juga dalam sarana dan prasarana.

“Yang namanya sekolah ramah anak harus digaraplah. Banyak yang harus diwujudkan. Seperti saprasnya seperti pintu, tangga darurat dan kecukupan alat pemadam kebakaran,” kata Nuning, saat ditemui Jumat (4/11/2022).

Nuning mengatakan, bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana memberikan pelatihan kepada guru dan kepala sekolah dalam memberikan pelajaran yang menekankan perhatian pada sisi psikologis anak atau peserta didik.

“Dari pelatihan fokusnya sekolah ramah anak dan disiplin positif. Misalnya dalam memberikan tugas sekolah, guru memberikan aturan dengan mendiskusikan kepada siswa terlebih dahulu dan disepakati siswa,” katanya.

Baca Juga:  Bontang Berpotensi Jadi Produsen Baking Soda

Selain itu, sekolah ramah anak, guru harus memberikan dan menciptakan pelayanan yang baik dengan berfokus kepada siswa.

“Jangan sampai guru itu memberikan contoh dengan sebutan yang tidak baik membuat siswa tidak nyaman. Slogannya anak senang, guru tenang, orang tua bahagia,” sebutnya.

“Tapi kalau sudah kurikulum merdeka harus ramah anak, itu yang saya pahami,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bontang, Bambang Cipto Mulyono mengharapkan, semua sekolah ramah anak dengan ada rasa kenyamanan di sekolah dengan prinsip education for all atau pendidikan untuk semua.

“Prinsip pendidikan untuk semua itu baik difabel maupun anak lainnya mempunyai hak yang sama. Sekolah ramah anak, ya sekolah yang mengayomi, merasa belajar nyaman, bermain nyaman dan berinteraksi sesama teman juga nyaman,” katanya.

Bambang menambahkan ketika menerapkan sekolah ramah anak akan menambah kreativitas anak atau peserta didik. Dirinya mengatakan ada beberapa sekolah yang ditunjuk untuk melaksanakan sekolah ramah anak. “Harapan kita semua sekolah. Karena sekarang bullying dan membuat anak tidak nyaman harus dikurangi. Ini juga harus ada komitmen bersama mulai dari kepala sekolah, guru, orang tua dan peserta didik,” pungkasnya. (yah/adv)

Baca Juga:  Tingkatkan Kemampuan Komunikasi, Dinkes Latih Nakes Pelatihan KAP

Most Popular