spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kelurahan Loktuan Tertinggi Angka Keluarga Resiko Stunting

BONTANG – Kelurahan Loktuan menjadi kelurahan tertinggi angka keluarga resiko stunting, di antara 15 kelurahan se-Bontang. Hasil itu disampaikan pada rapat evaluasi kinerja 8 aksi, mengenai percepatan penurunan stunting Bontang, di Pendopo Rujab Wali Kota, Selasa (17/1/2023).

Dalam review kinerja penurunan stunting kota Bontang, dijabarkan persentase setiap kelurahan. Disampaikan, Kelurahan Loktuan 13 persen, Api-api 9 persen, Tanjung laut 9 persen, Gunung Elai 8 persen, Tanjung laut Indah 8 persen, Berbas Tengah 7 persen, Gunung Telihan 7 persen, Bontang Baru 7 persen, Berbas Pantai 6 persen, Satimpo 5 persen, Bontang Lestari 5 persen, Belimbing 5 persen, Bontang Kuala 5 persen, Guntung 4 persen dan Kanaan 2 persen.

Terdapat dua faktor resiko stunting di Kota Bontang, yaitu faktor kesuburan dan faktor lingkungan. Faktor kesuburan meliputi melahirkan di usia muda (umur istri < 20 tahun), melahirkan di usia tua (umur istri > 35-40), terlalu banyak anak (> 3), dan jarak melahirkan yang terlalu dekat (jarak < 2 tahun).

Adapun faktor lingkungan meliputi, keluarga tidak memiliki sumber air minum layak dan keluarga yang tidak memiliki jamban yang layak.

Baca Juga:  Najirah Harap Mini Expo BK Ditiru Kelurahan Lain

Wawali Bontang, Najirah mengatakan, akan mendorong CSR perusahaan untuk percepatan penurunan stunting bagi keluarga beresiko stunting.

“Tentunya kami sudah mengajukan kerjasama pada CSR perusahaan, untuk membantu terwujudnya inovasi dalam gerakan pengurangan stunting,” jelas Najirah.

Sementara itu, Dini Pratiwi, Kabid Ekonomi Pengembangan Pemerintah dan Aparatur Bontang menambahkan, terdapat tim pendampingan terhadap keluarga beresiko stunting.

“Dari BKKBN pusat membuat tim pendamping keluarga beresiko stunting. Di Bontang akan ada 71 orang yang nantinya akan mendampingi tiap-tiap kelurahan, karena tidak semua orang tahu apakah anaknya stunting apa tidak,” jelas Dini.

Tidak hanya bekerjasama dengan OPD dan stakeholder yang ada di Bontang. Pemkot juga mengajak perusahaan di Bontang, untuk ikut membantu mengurangi angka stunting.

“Untuk tahun 2023 target kami stunting turun menjadi 16%, sehingga tahun 2024 nanti bisa mencapai target menjadi 14%,” lanjut Dini.

Diberitakan sebelumnya, angka stunting di Kota Taman, sebutan Kota Bontang dari tahun 2021 hingga Agustus 2022 mengalami peningkatan. Tahun 2021 sebesar 19,6 Persen hingga Agustus 2022 naik menjadi 23,6 persen.

Baca Juga:  Putri Sempat Cium Bau Bensin, Api Bakar 3 Ruko di Bontang Kuala

Namun diungkapkan Kepala DPPKB Bontang, Bahauddin, pada Desember 2022 lalu sudah kembali turun sebesar 0,8% menjadi 22,8%. (sya)

Most Popular