Penulis: Sriningsih Hutomo
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita, remaja, ibu hamil sampai usia lanjut.
Riskesdas sebelum tahun 2023 menunjukkan prevalensi anemia pada anak usia 5-14 tahun sebesar 26,8% dan pada usia 15-24 tahun sebesar 32%. Hal ini berarti sekitar 3 dari 10 anak di Indonesia menderita anemia.
Tak terkecuali kota Bontang, berdasarkan data dinas kesehatan kota Bontang masih banyak siswa-siswi yang anemia baik pada jenjang SMP maupun SMA sederajat.
Menanggulangi hal tersebut, Pemkot Bontang, melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang melakukan berbagai upaya melalui pendidikan gizi seimbang, fortifikasi pangan, dan suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD).
Suplementasi TTD diberikan ke remaja putri usia 12–18 tahun yang berada di jenjang pendidikan SMP/sederajat dan SMA/sederajat. Walaupun pemberian TTD pada remaja putri sudah dilakukan, prevalensi anemia masih cukup tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah kurangnya kepatuhan remaja putri dalam mengonsumsi TTD.
Selain faktor anemia yang angkanya cukup tinggi, perhatian terhadap kesehatan mental anak pun masih diabaikan. Sehat mental bukan sekedar tidak sakit jiwa, pemahaman ini yang ingin kembali diluruskan dan perlunya edukasi lebih menyeluruh, baik terhadap orang tua maupun guru di sekolah.
Berangkat dari dua kondisi tersebut, dinkes mengadakan sosialisasi dan talk show dalam kegiatan Aksi Bergizi Kota Bontang. Diselenggarakan di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota Bontang pada 26 Januari 2023, mengambil tema “Remaja Jangan Sampai Anemia” dan Kesehatan Mental Anak maupun Remaja.
Acara diresmikan oleh Basri Rase selaku Wali Kota Bontang dan dihadiri pula oleh Hj. Najirah selaku Wawali Kota Bontang. Keduanya pun ikut menandatangani nota kesepakatan program Aksi Bergizi Kota Bontang 2023.
Terdapat ± 150 audiens yang hadir dari siswa-siswi Saka Bakti Husada kota Bontang, seluruh pembina UKS tingkat SMP-SMA sederajat serta dinas terkait. Acara ini didukung penuh oleh PT Kaltim Parna Industri Bontang.
Hari Supriyadi selalu President Director PT Kaltim Parna Industri menyampaikan bahwa KPI akan selalu mendukung kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat kota Bontang.
Menghadirkan pemateri handal di bidang kesehatan fisik dan mental, yaitu dr. Arlita Eka Putri Vivin Puspitasari, Sp. A dan Lailah Siddiqah S. Psi, M. Psi. Psikolog. Dipandu oleh Sriningsih Hutomo sebagai moderator, yang terlihat menambah apik kolaborasi dua tokoh publik bidang kesehatan dan psikologi tersebut.
Acara tersebut mampu mempersuasif audiens, agar tidak mengesampingkan anemia dan betapa kesehatan mental remaja sangat penting, karena dapat muncul sejak usia anak maupun remaja.
Perhatian, penghargaan, dan dukungan orang tualah yang menjadi kunci kesehatan mental anak dan remaja, karena dipundak merekalah masa depan bangsa dipertaruhkan.
Drg. Toetoek Pribadi Ekowati, M. Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Bontang menekankan dalam pidatonya bahwa Aksi Bergizi dilaksanakan dengan tiga intervensi utama yang menjadi pilot project dinas Kesehatan Kota Bontang, yaitu (1) Sarapan, aktifitas fisik dan minum tablet tambah darah, (2) Edukasi gizi yang bersifat multi-sektor dengan tujuan mempromosikan asupan makan yang sehat dan aktivitas fisik; serta (3) Komunikasi untuk perubahan perilaku yang relevan dan komprehensif.
Implementasi program Aksi Bergizi tentunya diintegrasikan dengan TRIAS UKS, yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sehat.
Acara di tutup dengan pembagian door prize oleh duo Nakes berprestasi Pandu Rio Wijaya dan Wilman Pasaribu yang berkolaborasi kocak dalam memandu acara dan mengedukasi banyak hal tentang kesehatan, sehingga acara menjadi lebih seru dan menyenangkan. (*)