BONTANG – Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Bontang merayakan Hari Nelayan yang diperingati pada 6 April lalu. Namun baru sempat dilaksakan Senin (4/9/23).
Kegiatan ini dilaksanakan di Halaman Parkir Masjid Terapung Darul Irsyad Al-Mujahirin, berlangsung hingga tanggal 6 September 2023 mendatang.
Kegiatan ini dihadiri Kepala DKP Provinsi Kaltim, Irhan Hukmaidy. Sekaligus dalam rangka mengapresiasi pemenuhan pangan kepada nelayan di Kota Bontang.
Adapun kegiatan di hari pertama ini, adalah talk show program dan kebijakan direktorat perikanan tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dirangkai dengan launching Forum Petani Kuat, diikuti oleh 150 nelayan.
Kemudian tanggal 4 sampai 5 September, akan dilaksanakan lomba karaoke yang diikuti oleh nelayan dan keluarga nelayan sebanyak 26 peserta. Di tanggal yang sama, yakni 5 September akan dilaksanakan pula lomba memancing di sekitar Dermaga Kampung Selambai yang diikuti oleh 50 pasang peserta.
Dilanjut pada tanggal 6 September 2023, akan dilaksanakan lomba ketinting yang berlangsung di Dermaga Kampung Selambai, diikuti 30 peserta. Pada hari yang sama sekaligus akan dilaksanakan penutupan dan pengumuman untuk para pemenang.
“Kegiatan ini pertama kali dilaksanakan oleh DKP3. Tentu harapannya akan terus berlanjut. Peserta-peserta juga sudah dipastikan dari nelayan yang ada di Kota Bontang. Ke depannya diharapkan kegiatan ini dapat melibatkan nelayan dari tempat lain untuk ikut meramaikan,” jelas Kepala Dinas DKP3, Eddy Forestwanto.
Ditambahkan Kepala DKP Provinsi Kaltim, Irhan Hukmaidy, bahwa nelayan-nelayan di Kota Bontang harus tetap peduli kebersihan laut dengan juga membawa sampah saat pergi melaut. Karena tingginya isu mikro plastik yang terdapat dalam tubuh ikan.
“80 persen sampah plastik disumbangkan dari sampah rumah tangga, dimana Indonesia menyumbang 8 juta ton sampah plastik pertahunnya,” jelas Irhan.
Indonesia menjadi negara kedua terbesar penyumbang sampah sebesar 168 juta ton pertahunnya, dengan peringkat penyumbang sampah terbanyak pertama adalah China yakni sebesar 262 juta ton pertahun.
Gerakan zero waste telah dilakukan nelayan Balikpapan. Hal tersebut membuat nelayan Balikpapan berada di peringkat ketiga di Indonesia sebagai pengumpul sampah plastik terbanyak.
Irhan berharap, warga Bontang dapat menerapkan juga zero waste tersebut, sehingga sampah plastik di perairan Bontang dapat terkendali.
“Dari penelitian yang saya baca, di tahun 2050 jika sampah plastik tidak bisa dikendalikan, jumlah sampah di laut akan lebih banyak dari jumlah ikannya,” bebernya.
Ikan merupakan lauk yang sangat penting, terutama warga Indonesia yang angka stuntingnya cukup tinggi, sehingga ikan akan sangat penting di masa pertumbuhan. Oleh sebab itu peran nelayan untuk membersihkan laut juga sangat penting untuk berkehidupan ke depannya.
Penulis: Syakurah
Editor: Yusva Alam