spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pahamkan Masyarakat, Kadir Tappa Kembali Sosialisasikan Wawasan Kebangsaan

BONTANG – Sosialisasi wawasan kebangsaan dilaksanakan Abdul Kadir Tappa, Anggota DPRD Provinsi Kaltim di Hotel Andika, Jumat (17/5/24) malam.

Kegiatan ini dilaksanakan Kadir Tappa untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat sekitar, khususnya RT yang hadir agar bisa kembali disosialisasikan kepada masyarakat.

“Wawasan kebangsaan ini penting karena hidup bernegara harus memiliki dasar,” katanya.

Adapun narasumber pertama, Akademisi, Bilher Hutahaean menjelaskan, bahwa masyarakat harus diikat dengan pancasila. Dengan pancasila bernegara pun harus memiliki pondasi, agar tidak mudah runtuh. Sesuai dengan pancasila pertama yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.

“Dengan kekuatan umat manusia yang beragam, kita bisa membedakan mana yang harus dihindari mana yang dilepaskan. Dengan menghargai nilai pancasila, kita bisa terhindar dari suap maupun korupsi,” jelasnya.

Kedua, nilai kemanusiaan yakni menggunakan tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuai sebagaimana mestinya. Dengan adanya kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup.

Ketiga, nilai persatuan yakni usaha untuk bersatu dalam kedaulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme, serta mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman bangsa Indonesia.

Baca Juga:   PT KNI Bersama Bontang Techno HUB Gelar Techtalk ke-2 Bertema Inovasi Energi Terbarukan

“Kita dididik di tempat dan bahasa berbeda, tapi kita punya Bahasa Indonesia agar kita semua bisa bersatu untuk saling berkomunikasi,” jelasnya.

Keempat, nilai kerakyatan, pemerintahan bekerja dari rakyat untuk rakyat dengan musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Lalu pancasila terakhir ialah keadilan sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahir dan batin.

“Negara kita yang merupakan negara kesatuan ini harus kita kembalikan seperti dahulu, dimana pancasila sangat kental, sehingga kita bisa saling tenggang rasa satu dengan yang lain,” tambahnya.

Narasumber kedua yakni Misransyah, Pembina Pondok Pesantren Tahfiz Qur’an Taman Firdaus yang memberikan pendekatan secara agamis. Ia mengatakan kalau kalian beriman kepada Allah dan hari akhir, maka kita akan memuliakan saudara termasuk tetangga.

Jika dikaitkan dengan butir-butir pancasila, dalam agama apapun selalu mengajar kerjasama, berbagi dan lainnya.

Indonesia disatukan oleh lautan bukan dipisahkan, negara kita sudah sangat menggambarkan dari pancasila yang Bhinneka Tunggal Ika. Pancasila sendiri dibuat bersama-sama oleh berbagai macam agama di Indonesia.

Baca Juga:   Ditutup 7 Juni, Timsel Ajak Daftar Seleksi Calon Anggota Bawaslu Kabupaten Kota se-Kaltim

Sebagai warga Indonesia tentu kita harus bekerjasama, jangan ada yang merasa paling baik. Dengan muncul rasa itu maka negara dapat hancur.

“Hal itu sering kita dengar dari cerita nabi kita Muhammad SAW yang selalu diperlakukan buruk tapi ia tidak pernah membalas, malah dibalas kebaikan,” ujarnya bercerita. (adv)

Penulis: Syakurah
Editor: Yusva Alam

Most Popular