BONTANG – Komunitas Kopinicus kembali menjalankan agenda rutinnya, yaitu catatan kopinicus. Di program kali ini, Kopinicus berkunjung sekaligus silaturahmi ke Coffee Shop Pamit Ngopi di Jalan HM Ardans, Pisangan, Minggu (11/6/2023).
Kunjungan mereka disambut langsung oleh Ramdani Ade Kosasih atau biasa dipanggil Kang Dani, pemilik Pamit Ngopi.
Diceritakan Kang Dani, Pamit Ngopi ini berawal dari home brewers atau aktivitas menyeduh kopi sendiri dan diminum sendiri untuk seluruh anggota keluarga.
Ada 2 alasan diberi nama Pamit Ngopi. Pertama, karena anak Kang Dani dulu sempat berjualan makanan menggunakan food truck di Bandung, sebelum memutuskan berhenti dan pamit dari usaha makanannya untuk pamit pindah ke Bontang.
Alasan kedua karena terinspirasi dari banyaknya kucing di rumah yang sering datang dan pergi tanpa Pamit. Maka logo pertama Pamit Ngopi bergambar tangan kucing yang sedang dadah.
“Logo sekarang menunjukan gambar tangan sedang pamit. Kok ya kebetulan pas pandemi gaya bersalamannya seperti di logo itu,” ujar Kang Dani.
Pamit Ngopi dirintis tahun 2019. Hanya dikonsumsi sekitaran Kompleks PC PT Badak Bontang. Pelangganya hanya tetangga dan teman kerja yang mesan untuk dibungkus buat diminum sambil kerja.
Januari tahun 2020, mulai dibuka Coffee Shop Pamit Ngopi di Pisangan. Tapi berjalannya waktu muncul pandemi covid-19. Menjadi tantangan tersendiri dalam mengelola usaha.
“Alhamdulillah sampai hari ini bisa tetap bertahan,” imbuhnya.
Menurut Kang Dani, awalnya Pamit Ngopi ingin punya konsep yang simpel. Ngopi dengan bebas, dimana minum dan mesan kopi di Pamit Ngopi, serta bisa bawa makan dari luar. Lebih mirip dengan kedai kopi yang tidak ada wifi, dan para pelanggan saling ngobrol satu sama lain, entah itu membahas kerjaan, politik, ekonomi negara bahkan jadi area untuk ajang stand up comedy. Tapi berkembangnya zaman dan mengikuti permintaan pelanggan, akhirnya memiliki konsep cafe sampai sekarang.
“Di Bontang ini penikmat manual brew ini sangat jarang banget. Makanya sangat bagus adanya kompetisi atau event seduh rusuh seperti yang diadakan Kopinicus,” serunya.
Katanya, Pemerintah Kota Bontang juga bisa berpartisipasi mengembangkan UMKM. Apa lagi di Pisangan ini didominasi oleh kuliner. Akan lebih baik jika dapat perhatian untuk bikin jadi wilayah festival kuliner di Bontang.
Salahsatu menu favorit di Pamit Ngopi adalah kopi ardan (kopi aren pandan), lantaran paling sering diorder pelanggan. Baik diminum di café atau dibawa pulang.
“Termasuk Triple S. Spesial bukan karena best seller, tapi hanya diorder oleh customer terbatas,” imbuhnya.
Sementara untuk menu makanan di Pamit Ngopi, rata-rata adalah menu yang awalnya dikonsumsi untuk keluarga di rumah yang jadi ide untuk disiapkan di café, salah satunya ada patty toast. Dimana pattynya atau dagingnya dibuat sendiri di rumah dengan roti bukan roti burger tapi roti tawar.
Patty toast ini paling banyak diorder oleh beberapa perusahaan untuk kebutuhan rapat.
“Pernah ada dalam satu kesempatan order Patty Toast 500 porsi dalam satu hari untuk acara suatu perusahaan,” ungkap Kang Dani.
Menurut Kang Dani, tantangan di bisnis food and beverage ini emang cukup susah, lantaran tidak bisa memastikan apakah pengunjung akan menjadi pelanggan tetap atau sekali datang saja. Menurutnya, di Bontang ini cukup unik pelangganya, banyak jenis dan lengkap banget karakteristik pelanggan yang ada di Bontang.
“Jika ada tempat baru buka, maka satu sampai dua bulan bakal rame banget dan setelah itu mulai sepi. Hal itu yang harus diperhatikan, agar bisa bertahan dalam menjalankan usaha di food and beverage ini,” ucapnya.
“Harapan saya untuk Kopinicus, kegiatan bagus seperti ini rutin dilakukan. Sebagai wadah bersilaturahmi antar teman-teman kopi di Bontang, Selain itu Kopinicus ini ke depannya mungkin bisa membagikan info terkait supply chain, buat membantu industri kopi di Bontang,” harap Kang Dani.
Tagline Pamit Ngopi….”Jangan Lupa Pamit….Sebelum Pergi Ngopi,” Pungkasnya. (*)