BONTANG – Pada Tahun 2025 ini, Aplikasi Presensi Bontang Prima (BONPRI) memasuki usianya yang ke-4 tahun. Di usianya yang masih terbilang belia ini, BONPRI ternyata menjelma sebagai “gula bagi semut.”
Keberadaannya dipandang menarik untuk dikaji lebih jauh, terutama dalam konteks relevansi aplikasi ini dengan pembinaan disiplin pegawai. Hal ini terbukti dari sejumlah civitas akademika yang bertandang ke Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Bontang.
Salah satunya adalah Alya Nasywa Annida, seorang Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Mulawarman yang baru-baru ini melakukan Riset berjudul “Implementasi Kebijakan Presensi Elektronik Menggunakan Aplikasi Bontang Prima dalam meningkatkan Disiplin Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota Bontang”.
Mahasiswi Prodi Administrasi Publik ini tertarik mengkaji implementasi penggunaan BONPRI, dikarenakan alasan yang sangat menarik. Menurut Alya, panggilan akrabnya, penerapan presensi secara online mulai menjamur di beberapa daerah dengan berbagai dinamikanya.
“Bontang sebagai tempat Saya berdomisili ternyata ASN-nya malah sudah lebih dulu menggunakan presensi online melalui BONPRI ini” ucap Alya antusias.
Menurutnya, BONPRI sebagai presensi online memenuhi standar keilmuan untuk diteliti, tentu dengan mengkolaborasi antara aspek empiris (penerapan) dengan aspek epistemologis (keilmuan) yang selama ini Ia pelajari di bangku perkuliahan.
Gadis yang tinggal di Jalan Tenis Kelurahan Api-api ini, juga bertekad menguliti lebih jauh aspek-aspek teknis penggunaan BONPRI di kalangan ASN Pemerintah Kota Bontang.
Bukan hanya Alya, pada tahun 2022 saat BONPRI masih di tahap awal penggunaan, seorang mahasiswi jenjang Strata 2 juga pernah melakukan penelitian sejenis. Bedanya, Mahasiswi S-2 bernama Sulih Wijiani ini melakukan riset dengan tujuan melihat kemampuan adaptasi BONPRI sebagai sebuah inovasi presensi pegawai dalam konteks pembinaan disiplin pegawai.
Adaptasi ini penting diteliti dalam rangka mengukur kemampuan BONPRI menyesuaikan dengan kebutuhan presensi pegawai di Lingkungan Pemerintah Kota Bontang. Dalam risetnya saat itu, Sulih membandingkan keunggulan dan keuntungan penggunaan BONPRI dibandingkan dengan model presensi sebelumnya (fingerprint).
Ditemui di ruang kerjanya, Kepala BKPSDM Kota Bontang, Sudi Priyanto memberikan apresiasi sekaligus mengaku sangat terbuka terhadap berbagai penelitian yang digelar Civitas Akademika, terhadap Implementasi BONPRI. Menurut Sudi, riset-riset ini menunjukkan bahwa BONPRI memiliki pesona untuk dikaji lebih mendalam. “BONPRI adalah sebuah inovasi. Sebagai inovasi tentu banyak hal-hal baru di dalamnya, baik BONPRI sebagai aplikasi maupun BONPRI dalam konteks penerapannya” ujar Sudi sembari mengurai hal-hal baru dalam Implementasi BONPRI, di antaranya: Pertama, pemakaian BONPRI bersifat privasi karena menggunakan perangkat gadget masing-masing. Melalui privasi ini, banyak profit yang bisa didapat pemakai BONPRI.
Kedua, BONPRI berbasis geospasial sehingga pengawasan atasan terhadap keberadaan staf ASN dapat berjalan lebih optimal.
Ketiga, presensi memakai BONPRI bersifat realtime sehingga data yang tersaji sangat presisi sesuai waktu/tempat dilakukannya absen.
Keempat, dari sisi pelaporan, data bisa ditarik kapan saja tanpa menunggu proses rekapitulasi secara manual.
Kelima, Pengajuan cuti dalam BONPRI relatif sangat mudah juga cepat dan tetap akurat sesuai ketentuan yang berlaku.
Keenam, melalui BONPRI proses absen dan pengajuan cuti seluruhnya berpijak pada teknologi digital sehingga minim pemakaian kertas, hal ini memiliki dampak ekonomi sekaligus dampak ekologis yang positif.
Ketujuh, BONPRI terintegrasi dengan aplikasi perhitungan tunjangan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP), sehingga mempercepat juga mempermudah proses rekap bulanan TPP Rekan-rekan ASN se-Kota Bontang. (adv/rls)
Editor: Yusva Alam