spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Puskeswan Pastikan Bontang Bebas Antraks

BONTANG – Kasi Pelayanan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Peternakan (DKPPP) Bontang drh Riyono memastikan, penyakit antraks tidak ditemukan di Bontang.

Walaupun Bontang mulai rutin melakukan pengiriman hewan ternak seperti sapi dan kambing, semenjak wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mulai mereda, namun sebelum pengiriman sudah rutin melakukan uji lab, sehingga penyakit pada hewan akan terdeteksi.

“Ini ada permohonan kambing masuk 100 ekor dan sapi 39 ekor. Kenaikan harga juga tidak ada. Untuk antraks, hanya menggunakan surat keterangan pemeriksaan tanpa sample uji laboratorium,” jelasnya.

Beberapa hewan ternak dikirim dari Sulawesi dimana daerah tersebut masih bersih dari PMK dan Antraks. Namun, 6 bulan terakhir tidak ada kasus penyakit hewan menular, syarat untuk pengiriman ternak dinilai cukup efektif dalam mengurangi penyebaran.

“Dengan menaati peraturan lalu lintas hewan, insyallah hewan-hewan yang masuk ke Kota Bontang tidak membawa wabah atau penyakit,” tutupnya.

Diketahui, Penyakit Antraks yang menyerang hewan ternak seperti sapi dan kambing mulai mewabah belakangan ini. Penyakit ini bermula di wilayah Gunung Kidul, Yogyakarta yang mengakibatkan beberapa orang meninggal pada Juni lalu.

Baca Juga:   Inovasi Daur Ulang Sampah, DLH Ubah Plastik Jadi Paving Blok

Virus antraks dapat menular melalui kontak langsung maupun konsumsi hewan atau daging sapi yang terinfeksi. Virus antraks sendiri memiliki daya tahan yang tinggi di permukaan, seperti tanah.

Mengutip dari situs resmi Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, antraks adalah penyakit bakterial bersifat menular akut pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.

Dalam Bahasa Yunani, antraks berarti batu bara. Istilah ini digunakan karena kulit korban yang terkena antraks akan berubah menjadi hitam. Antraks sendiri lebih sering menyerang hewan herbivora liar dan yang telah dijinakkan.

Penyakit antraks bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya, namun tidak dapat ditularkan antara sesama manusia.

Bacillus anthracis sebagai penyebab penyakit antraks, bersifat gram positif, berbentuk batang, tidak bergerak dan membentuk spora. Bentuk vegetatif dari bakteri ini dapat tumbuh subur di dalam tubuh, dan segera menjadi spora apabila berada di luar tubuh ketika kontak dengan udara luar. Spora ini dengan cepat akan terus menyebar melalui air hujan.

Baca Juga:   Masih Fokus Pemberantasan dan Pencegahan Narkotika, Fokus BNNK Bontang Setahun ke Depan

Hewan ternak dapat terinfeksi penyakit antraks, apabila memakan pakan atau meminum air yang terkontaminasi spora tersebut, atau jika spora mengenai bagian tubuh yang luka. Ternak penderita antraks kemudian dapat menulari ternak yang lain melalui cairan (eksudat) yang keluar dari tubuhnya. Cairan ini kemudian mencemari tanah sekelilingnya dan dapat menjadi sumber untuk munculnya wabah berikutnya. (sya)

Most Popular