BONTANG – Dalam rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Islam (IGTKI) Bontang yang ke-72, IGTKI menggelar workshop kurikulum merdeka (belajar) yang dibuka Wakil Wali Kota Bontang Najirah, Senin (13/6/2022) pagi di Auditorium 3 Dimensi.
Kegiatan bertemakan “Bangkit Guruku, Maju Negeriku, Menuju Generasi Emas” itu turut dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Bontang Bambang Cipto Mulyono, serta Asisten 1 Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Dasuki yang juga menjabat sebagai Ketua PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) Bontang.
Dalam kesempatan itu, Najirah yang pernah menjadi Bunda PAUD Bontang periode 2011 hingga 2016, menyampaikan terima kasih dan apresiasi, khususnya kepada para tenaga pendidik di Kota Taman. Ia mengatakan, tenaga pendidikan di IGTKI memiliki peran besar dalam membangun kualitas generasi muda di masa anak-anak.
“Pada kesempatan ini izinkan saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas partisipasi, dedikasi dan tanggung jawab serta segala ikhtiar yang dilakukan oleh bapak ibu sekalian dalam memajukan dunia pendidikan dengan mencerdaskan kehidupan anak-anak Bontang utamanya,” ucapnya.
Dia mengatakan, pemerintah menunjukkan komitmennya dalam bersama membangun dunia pendidikan menjadi lebih baik lagi. “Pemerintah di semua tingkatan baik di tingkat pusat dan daerah sepakat untuk memperhatikan dunia pendidikan. Maju mundurnya sebuah bangsa tergantung pada sumber daya kualitas manusia. Dan sumber daya manusia yang memumpuni sangat dipengaruhi oleh pendidikan,” sambung Najirah.
Ketua IGTKI Rumani di tempat terpisah menyampaikan, rangkaian HUT IGTKI kali ini juga akan membekali para guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka (belajar) yang baru. “Kita ada workshop. Kita kan ada kurikulum baru ini, kurikulum merdeka. Tentu saya dan teman-teman belum terlalu paham, karena ini untuk 2024 semua sekolah wajib menerapkan Kurikulum Merdeka. Jadi kami siap-siap,” ujarnya.
Menurutnya, workshop itu salah satu upaya yang dilakukan guna terus meningkatkan kapasitas guru dalam mengajar. “Mas menteri kita itu muda, beliau maunya kita terus bergerak. Jadi dengan adanya ini mudah-mudahan bisa menambah wawasan, sekaligus mencharge (baca : mengisi energi) supaya pembelajaran setelah 2 tahun tertidur bisa berjalan, dan inovasi-inovasi dari teman-teman tetap ada,” ucapnya.
Kurikulum Merdeka Belajar merupakan pengembangan dan penerapan dari kurikulum darurat, guna merespons dampak dari pandemi Covid-19. Diharapkan dengan adanya pelatihan tentang kurikulum baru ini, proses sistem dalam kegiatan belajar mengajar dapat terus berkembang dan optimal. (kmf/rose)