spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
No menu items!
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
No menu items!
More

    Sempat Vakum 2 Tahun, Urang Kutai di Kampung Adat Guntung Kembali Gelar Ritual Besawai dan Bapelas

    BONTANG – Bumi Kalimantan Timur memiliki keanekaragaman warisan budaya di dalamnya.  Salah satunya adalah ritual Besawai dan Bapelas, yang terus dilestarikan sebagai warisan budaya ritual Suku Kutai atau dikenal urang Kutai. Setelah sempat vakum 2 tahun karena pandemi, ritual budaya Besawai dan Bapelas Guntung 2021 kembali digelar oleh Dewan Adat Kutai Bontang pada Minggu (10/10/2021).

    Ketua Dewan Adat Kutai Bontang, Abdul Hamid menuturkan, Besawai dan Bepelas sesungguhnya merupakan bagian dari Kegiatan Erau yang sejatinya setiap tahun digelar.

    Namun 2 tahun terakhir ini tidak diadakan karena kondisi pandemi Covid-19. “Sudah 2 tahun kegiatan serupa terhenti, sekarang dilaksanakan, tapi dengan pembatasan kegiatan dan lebih sederhana,” ujarnya usai mengikuti ritual Besawai dan Bepelas di Kampung Adat Kutai, Guntung, Bontang Utara.

    Hamid menjelaskan, Besawai adalah bentuk penghargaan serta interaksi kepada leluhur Suku Kutai. Ini merupakan ritual interaksi dengan mengucapkan mantra yang tidak bisa didengarkan oleh orang lain, serta hanya boleh dilakukan orang tertentu. “Artinya orang yang Besawai saja yang mengerti dengan yang disawainya,” ujar Hamid.

    Baca Juga:   Kembangkan Potensi Budidaya Black Soldier Fly, Pupuk Kaltim Bekali Masyarakat Binaan dengan Pengolahan Dry Maggot

    Menurut Hamid, yang perlu dipahami dalam kegiatan Besawai ini bukanlah bermaksud melakukan kesyirikan, namun kegiatan ini merupakan kebudayaan turun temurun dari Suku Kutai, sehingga wajib untuk terus dilestarikan. “Kalau kita komunikasi dengan orang yang tidak kelihatan, kalau di agama kita dituding syirik, tidak boleh, kalau saya tidak ke sana tapi ini kebudayaan,” katanya.

    Sementara ritual Bepelas diartikan menyucikan, membersihkan secara menyeluruh, mulai dari fisiknya, rohaninya, sampai ke kampung halamannya. “Jadi budaya ini ritual yang lekat dengan mensucikan, umumnya dilakukan secara benua atau satu kota dengan berkeliling, namun karena Covid-19, kita lakukan dengan skala kecil (wilayah Guntung) saja,” katanya.

    Sementara itu, Wali Kota Bontang Basri Rase mengapresiasi dan mendukung kegiatan ini, sembari menekankan masyarakat yang terlibat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.

    “Pemkot mengapresiasi dan dukungan kegiatan ini. Yang harus diperhatikan setiap kegiatan harus mengedepankan protokol kesehatan,” ucapnya. Basri berharap seluruh kegiatan budaya di Bontang wajib menjelaskan napak tilas sejarah Kota Bontang. “Kita kaya akan budaya yang harus dilestarikan dan didedikasikan untuk anak cucu dimasa yang akan datang,” katanya.

    Baca Juga:   PKT Pastikan Pengusaha Lokal dapat Peluang dan Kesempatan Sama di Industri

    Wakil Wali Kota Bontang Najirah juga mengapresiasi perhelatan budaya Besawai dan Bepelas Guntung 2021. Menurutnya kegiatan ini mesti dilestarikan, dan harus dihelat lebih meriah bila kelak pandemi Covid-19 berakhir.

    “Artinya kegiatan ini jangan sampai hilang, harus dilaksanakan tiap tahun. Kami maunya lebih besar, cuma karena Covid-19, jadi belum bisa,” kata Najirah usai seremoni pembukaan Besawai dan Bepelas Guntung, Minggu (10/10/2021).

    Selain mendorong pemberdayaan UMKM lokal, kegiatan ini dipastikan masuk dalam kalender event, yang diproyeksi dapat menarik banyak wisatawan. “Kalau bisa juga undang tamu dari luar negeri. Kegiatan ini bisa makin luas dikenal, bahkan jadi agenda even nasional. Harapannya, makin banyak wisatawan datang ke Bontang,” ujarnya. (ahr/red)

    Most Popular