spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tekan Emisi Karbon, PKT Tanam 23.272 Pohon Sepanjang 2022

JAKARTA – PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) turut mendorong target Indonesia dalam mencapai net zero emission (NZE) pada 2060. Upaya ini dilakukan salah satunya melalui kegiatan pemulihan lahan bekas tambang dan penanaman pohon untuk penyerapan karbon.

Sebagai pelopor transformasi hijau di bidang petrokimia, pada tahun 2022, PKT telah melakukan penanaman 23.272 pohon pada lahan seluas 32,4 hektare (ha) di 6 lokasi berbeda. Dari lokasi tersebut, dua merupakan lahan bekas tambang, yakni di Desa Makroman, Samarinda dan Monterado, Kalimantan Barat. Sementara itu, 4 lokasi lainnya berada di Desa Ciemas, Sukabumi; Taman Kasih Sayang (Takasay, Kota Bontang); Tropical Orchard-1 PKT; Mangrove Maratua.

Direktur Utama PKT, Rahmad Pribadi mengungkapkan pihaknya akan memastikan penanaman ini akan terus berlanjut melalui kerja sama dengan masyarakat sekitar. Dengan demikian, masyarakat dapat memanfaatkan hasil panen dari tanaman tersebut.

“PKT akan terus mengembangkan bisnis yang menjaga keseimbangan alam, berdampak bagi masyarakat, bukan hanya untuk saat ini tetapi juga di masa depan. Dalam melahirkan inisiatif, kami selalu berupaya agar program tersebut memiliki efek yang berganda. Itulah sebabnya, dalam kegiatan dekarbonisasi melalui penanaman pohon yang berdampak pada lingkungan, kami selalu melibatkan masyarakat lokal. Pohon yang dipilih pun yang bisa dipanen, yang hasilnya dapat dirasakan oleh petani atau masyarakat lokal yang terlibat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (13/1/2023).

Baca Juga:  Peduli Korban Puting Beliung Selambai, Pupuk Kaltim Bantu Perbaikan Rumah Warga

Dalam kegiatan ini, Rahmad mengungkapkan pihaknya menanam 2.770 pohon buah mangga, buah durian, pohon sirsak, alpukat, nangka, matoa, bisbul, gandaria di lahan area latihan komando strategis angkatan darat (kostrad) di Desa Ciemas, Sukabumi. Selain itu, PKT juga menanam 500 tanaman buah di Tropical Orchard-1 PKT, 1.100 tanaman mangrove di lokasi Mangrove Maratua, Berau, Kalimantan Timur.

Di samping melakukan penanaman pohon, PKT juga berfokus pada pemulihan lahan bekas tambang terus sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas lingkungan di Indonesia. Pada umumnya, tanah pada lahan bekas tambang tidak subur karena tingkat keasaman tanah yang tinggi.

Oleh karena itu, PKT menggunakan teknologi pertanian bernama Smart Bio Ball ramah lingkungan untuk menghijaukan kembali lahan bekas tambang sehingga lahan tersebut dapat kembali subur dan hijau.

Rahmad menyampaikan pemulihan lahan bekas tambang merupakan kerja sama antara Pupuk Kaltim dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK) yang telah terjalin sejak 2020. Hal ini berupa demplot kayu putih di lahan bekas tambang Makroman seluas 1,76 hektare. Hingga awal triwulan 3 tahun 2022, seluruh lahan tersebut telah ditanami bibit kayu putih dengan monitoring berkala oleh tim perusahaan.

Baca Juga:  Rayakan Kemenangan, Keluarga Besar Pupuk Kaltim Bersama Ribuan Warga Bontang Salat Idul Fitri di Masjid Baiturrahman

Rahmad menambahkan pemulihan lahan di area bekas tambang Makroman ditargetkan menjadi kawasan agrowisata kayu putih Kalimantan Timur. Adapun lahan ini nantinya juga akan menghasilkan produk akhir berupa minyak kayu putih yang memiliki nilai ekonomi sehingga dapat memberikan manfaat signifikan bagi perekonomian masyarakat setempat.

Selain pemulihan lahan bekas tambang Makroman, PKT juga melakukan pemulihan lahan bekas tambang di Desa Monterado, Kalimantan Barat. Dalam hal ini, PKT menanam pohon pinang dan pohon tengkawang, tanaman yang menjadi maskot Kalimantan Barat di lahan seluas 1,5 hektare yang berlokasi di Desa Monterado.

“Komitmen PKT untuk bisa mencapai target perusahaan dalam pengurangan emisi karbon hingga 32,50% di tahun 2030 akan terus berlanjut. Pupuk Kaltim akan terus bergerak dengan orientasi pada sumber daya terbarukan yang selalu mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan net zero emission 2060 mendatang,” tutup Rahmad. (rb)

Most Popular