BONTANG – Karya film pendek pelajar Bontang patut diacungi jempol. Karya mereka bahkan mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Padahal pelajar yang rata-rata masih duduk di kelas X ini baru pertama kali membuat film.
Meski film pendek, namun cerita yang ditampilkan sudah dapat menyampaikan pesan moral. Dengan genre horor, penonton diharapkan bisa lebih memahami maksud dari pesan yang disampaikan melalui film pendek ini.
Ada 3 judul film produksi pelajar Kota Bontang, yaitu dua bergenre horor dengan judul Takabur dan Who, serta satu film yang menceritakan kehidupan dengan judul Tears.
Semua kru film mulai dari pemain, wardrobe, sutradara, asisten sutradara, kameramen, makeup artist, hingga penyunting merupakan pelajar. Mereka tergabung dari beberapa sekolah yang didominasi pelajar SMA 2 Bontang dan SMK 1 Bontang.
Saat launching Minggu (16/5/2022) di Amphitheater Lembah Permai itu, dua trailer film horor ditayangkan. Penonton yang hadir merupakan tamu undangan, yakni para orang tua pemain, Wali Kota Bontang Basri Rase, perusahaan, perwakilan Kapolres Bontang, hingga pemilik Lembah Permai Bontang Sonny Lesmana.
Antusias penonton terlihat kala film ditayangkan. Ketegangan juga terasa jelas di wajah para penonton. Film yang diproduseri oleh Saharuddin sebagai Direktur Utama Media Tama Trending (MTT) Production, berhasil menarik perhatian penonton.
Bahkan, beberapa testimoni penonton film mampu menyaingi film berjudul KKN di Desa Penari yang viral dan sedang tayang di bioskop-bioskop.
“Kalau di bioskop lagi viral film KKN di Desa Penari, di Bontang juga tak kalah, karena punya film Takabur dan Who Yang cukup menegangkan, dan ini wajib ditonton serta didukung semua masyarakat Bontang,” ujar salah satu keluarga pemain.
Kepala SMA 2 Bontang Suyanik mengucapkan rasa bangga kepada anak-anak yang bisa berkarya dan film-film ini merupakan karya perdana pelajar Kota Taman.
“Saya lihat akting anak-anak bagus, natural, dengan durasi yang cukup pendek, pesannya sudah tersampaikan dengan baik. Ini sangat bagus, dan perlu diproduksi lebih banyak lagi,” katanya.
Menurutnya, para orang tua bisa menyampaikan pesan dengan lebih cepat melalui film pendek seperti ini. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada tim yang sudah mendidik dan membimbing anak-anak Bontang menjadi lebih produktif.
Wali Kota Bontang Basri Rase mengapresiasi siswa-siswi yang terlibat dalam pembuatan film ini. “Kalian semua hebat, saya bangga bahwa pelajar di Kota Bontang bisa berprestasi di semua bidang manapun termasuk bidang akting film ini, sekali lagi saya bangga,”jelasnya.
Terpisah, para kru film pendek menceritakan sedikit tentang pengalaman mereka. Salah satu kru bernama Rama mengatakan ini pertama kalinya ia turun ke dunia seni peran.
“Ini pengalaman pertama saya untuk main film. Meskipun ini film pendek ini bisa memotivasi saya untuk terus berkembang dalam dunia perfilman di Kota Bontang,” ucapnya kepada mediakaltim.com, Senin (16/5/2022).
Menurut Rama, ketiga Film tersebut mempunyai pesan khusus masing-masing. “Film yang pertama dengan judul Takabur menceritakan ketika kita berada di luar atau di tempat orang, kita harus menjaga sikap dan menghargai penghuni yang berada di situ,” ujarnya.
Film kedua Who katanya, menceritakan tentang pamali memotong kuku di malam hari. Film ketiga berjudul Tears menceritakan tentang kehidupan seorang anak yang kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya.
Film ini dapat ditonton di Amphitheater Lembah Permai dengan tiket seharga Rp 25.000 sampai Rp 30.000 yang dijual di area Amphitheater. (ahr)