spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Status Rumah Dinas Pensiunan PNS di Awang Long Menggantung, Komisi II Dorong Kejelasan Regulasi

BONTANG – Pemerintah daerah melalui Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Bontang diminta agar segera membuat regulasi yang bisa mengatur (mengcover), tempat tinggal pensiunan PNS, sehingga bisa dilakukan pelimpahan aset.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi II (DPRD) Kota Bontang, Rustam saat menggelar kunjungan lapangan, terkait status rumah dinas yang dihuni pensiunan PNS di Jalan Awang Long, Kelurahan Bontang Baru, Kecamatan Bontang Utara, Senin (12/6/2023).

“BPK tidak melarang dan juga tidak mengiyakan, tapi meminta agar ada regulasi yang sesuai. Seperti Perwali yang bisa mengcover tempat tinggal pensiun ini. Sehingga, aset yang dimiliki Pemkot Bontang bisa saja di take over kepada pensiunan yang sudah lama tinggal di rumah itu menjadi hak milik,” bebernya.

Rustam sangat berharap, agar bisa segera memberi kejelasan terhadap 16 rumah dinas yang dihuni pensiunan PNS tersebut.

“Saya harap pemerintah bisa segera cari solusi, terkait rumah ini bisa dimiliki pensiunan atau tidak. Masalah ini selalu menggantung, dan jadi temuan BPK, kasihan mereka,” tandasnya.

Baca Juga:  Kunker ke Balikpapan, DPRD Bontang Pelajari Mekanisme dan Teknis PTM

Diceritakannya, persoalan mengenai rumah dinas tersebut sudah berlangsung lama, mereka (pensiunan PNS) meminta status kepemilikan rumah dinas yang telah lama dihuni itu, agar menjadi milik mereka. Lantaran, rumah dinas itu sudah lama dihuni sejak tahun 1995 saat Bontang masih di bawah pemerintahan Kutai Kartanegara (Kukar).

Tetapi, Pemkot Bontang saat ini justru meminta para pensiunan PNS tersebut, segera mengosongkan rumah, lantaran selalu menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Pengosongan perumahan ASN itu merupakan permintaan dari BPK, yang melakukan audit pada tahun 2016 lalu. BPK mendapati aset pemkot yang dikuasai pribadi.

“Jadi memang sudah lama masalah ini maka perlu menjadi perhatian pemerintah,” ujar Politisi Golkar tersebut.

Menanggapi hal itu, Kasubdit Penggunaan dan Pemanfaatan BMD, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bontang, Isna mengatakan, soal status rumah dinas itu sesuai Undang-Undang Nomor 47 tahun 1999 tentang pembentukan kabupaten/kota secara otomatis aset berpindah dari sebelumnya berada di bawah pemerintahan Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi milik Pemkot Bontang.

Baca Juga:  Raperda PSU Terus Dikaji, Komisi III Isyaratkan Ada Pergantian Judul

Permasalahannya, saat pelimpahan aset itu, Pemkot Bontang tidak langsung menetapkan rumah dinas itu menjadi golongan III dan mengeluarkan SIP, sehingga tidak bisa dilakukan pemindahan aset menjadi milik pribadi untuk pensiunan PNS itu.

“Pemerintah tidak pernah menetapkan golongan III sebelum PNS ini pensiun, nah ini sekarang mereka sudah pensiun jadi pemerintah tidak bisa memindahkan aset, karena jaman dulu juga tidaka da penggolongan. Jadi susah kalau mau ditetapkan sekarang, mereka sudah pensiun,” terangnya. (adv/al)

Most Popular