spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Desa Wisata Maju Terdepan, Pendidikan Jangan Terabaikan!

Oleh:

Annisa Putri, S.Pd

(Pendidik)

Kampung atas air Malahing yang terletak di pesisir timur Kelurahan Tanjung Laut Indah, Kecamatan Bontang Selatan baru saja terpilih sebagai juara 3 kategori Kampung Wisata Maju dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia atau ADWI 2023 yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Malahing kini berubah wajah, dulu dikenal sebagai kampung nelayan penghasil ikan dan rumput laut, saat ini telah bertransformasi dalam tataran ekonomi baru, sebagai objek wisata andalan di Kota Bontang dengan kultur dan keanekaragaman hayatinya. (Kaltimtribunnews.com)

Sementara itu dikutip dari laman klikkaltim.com, Tercatat saat ini ada 10 siswa yang harus berangkat setiap pagi dari kampung di atas laut menuju ke darat. 6 siswa diantaranya harus menyewa kapal dengan iuran setiap bulan Rp 300 ribu. Sementara 4 siswa lainnya menggunakan kapal pribadi milik orang tua. Biaya yang besar itu memang sangat memberatkan warga.

Sulitnya anak sekolah di Kampung Malahing RT 30 Tanjung Laut Indah untuk pergi ke sekolah yang berada di darat itu disebabkan Sekolah Dasar (SD) di Kampung Malahing hanya sampai kelas 5. Sementara untuk melanjutkan ke kelas 6 harus di SD YPPI yang berada di Jalan WR Soepratman Tanjung Laut.

Baca Juga:  Nelayan Sulit Dapat BBM: Bukan Persoalan Pelit Kuota Tapi Tata Kelola

Pendidikan Jangan Terabaikan

Menjadikan desa lebih baik dengan kecanggihan teknologi dan informasi agar membawa manfaat  bagi masyarakat setempat tentu tidak masalah. Namun juga perlu kehati-hatian akan keseimbangan alam yang ada jangan sampai alih-alih memanfaatkannya namun malah merusak dan mengeksploitasi sumber daya alam disana.

Belum lagi dengan seiring berjalannya zaman sangat berpotensi akan mempengaruhi sosial juga budaya yang bisa semakin liberal dan merusak masyarakat khususnya pemuda.

Selanjutnya, selain mengajak warga semangat bergerak atau berdaya untuk memajukan ekonomi kreatif, baiknya turut juga perhatikan sektor penting lainnya seperti pendidikan di sana. Melihat realita yang ada nampaknya terdapat paradigma keliru dari pemerintah memandang prioritas yang lebih mementingkan wisata dari pada pendidikan.

Padahal sudah diketahui bersama bahwa pendidikan sangatlah urgent posisinya sebab disanalah anak mendapat berbagai ilmu pengetahuan, pengajaran membentuk moral dan adab yang tentu akan bermanfaat bagi kehidupannya kelak.

Namun, begitulah imbas adanya sistem Kapitalisme yang menaungi hari ini, sistem yang semua aspek berpusat pada materi alias duit. Maka wajar mengharuskan masyarakat untuk berlomba-lomba dapat cuan, hingga akhirnya semakin lama rasa butuhnya pada sebuah pendidikan atau ilmu terkikis bahkan bergeser lalu tergantikan dengan hal-hal yang materalistik.

Baca Juga:  Cegah Stunting dengan Islam, Begini Caranya!

Islam memuliakan Ilmu

Islam memiliki sistem yang komperhensif untuk mengatur kehidupan manusia, tak terkecuali perihal pendidikan.  Dalam Islam, pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang akan dipenuhi negara secara cuma-cuma alias gratis untuk masyarakat. Kesadaran kuat akan perintah Allah atas wajibnya menuntut ilmu, membuat negara secara maksimal menyelenggarakan pendidikan.

Mulai dari membangun sekolah yang terjangkau di wilayah masyarakat, bangunan-bangunan yang kokoh, fasilitas penunjang yang lengkap seperti laboratorium-lapangan-perpustakaan, juga tak lupa adanya tenaga pendidik yang berkualitas dan lainnya yang kesemua itu dilakukan dengan cara terbaik agar tersampaikannya ilmu pengetahuan bagi umat.

Disamping itu, pendidikan dalam Islam juga didasari oleh keimanan atau ketakwaan kepada Allah Ta’ala. Para pelajar ditanamkan akidah Islam yang kuat serta ketaatan kepada perintah Allah, sehingga ilmu pengetahuan apapun yang mereka kuasai nantinya akan menambah iman dan takwa mereka kepada Ilahi Rabbi.

Maka wajarlah, di masa kejayaan Islam dahulu lahir banyak ilmuwan muslim yang cerdas dalam ilmu sains namun juga seorang alim ulama.

Baca Juga:  Selamatkan Pemuda dari Miras, Islam Siap Berantas!

Seperti Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, Abbas Ibn Firnas, dan masih banyak lagi yang karya-karya mereka masih bermanfaat hingga hari ini bagi peradaban manusia. Maasyaallah!

Selanjutnya, bentuk kecintaan Islam terhadap ilmu pengetahuan juga dapat kita lihat dari lembar sejarah. Bahwa banyaknya perpustakaan-perpustakaan yang berdiri megah membuat banyak manusia bahkan dari penjuru dunia betah menimba ilmu disana.

Hal ini sekaligus meyakinkan kita bahwa bangunan sekolah bukan lagi menjadi persoalan bagi negara, tentu fasilitas sekolah sudah terbangun dengan baik kala itu.

Hal ini bisa terjadi dengan hebat dalam pendidikan Islam tentu tidaklah berjalan sendiri, melainkan dibarengi dengan adanya sistem ekonomi Islam juga sistem politik Islam yang bersumber dari Sang Pencipta. Dengan aturanNya lah, Sumber Daya Alam di negeri tersebut dikelola dengan benar oleh negara secara mandiri tidak dicampuri pihak asing.

Sehingga hasil dari pengelolaan itu diberikan untuk umat, yang mampu mencukupi segala yang dibutuhkan umat. Inilah sedikit gambaran luar biasanya Islam mengatur urusan manusia, segala kemuliaan dan kesejahteraan akan datang manakala Islam diterapkan secara utuh di kehidupan kita hari ini.

Wallahua’alam bisshawab.

Most Popular